Reporter: Mona Tobing | Editor: Edy Can
JAKARTA. Anda ingin membeli kendaraan secara kredit melalui perusahaan pembiayaan (multifinance)? Lebih baik bersabar sebentar. Soalnya sejumlah multifinance berencana menurunkan suku bunga kredit mereka antara 0,5% hingga 1%.
Salah satu perusahaan pembiayaan yang segera menurunkan bunga kredit adalah PT Artha Prima Finance. Perusahaan yang fokus membiayai mobil bekas akan mengurangi bunga kredit sekitar 0,5%.
Sayang, Junus E. Leatemi, Direktur Utama Artha Prima Finance enggan menjelaskan besaran bunga kredit saat ini. "Bunga akan kami turunkan, tapi waktunya tergantung dari perbankan," kata Junus, Senin (20/2). Namun, ada kemungkinan penurunan bunga itu pada Maret 2012.
Arjuna Finance, multifinance di bidang kendaraan baru dan bekas di sekitar Jabodetabek ini siap mengurangi bunga pembiayaan lebih besar lagi. Khusus untuk bunga kredit kendaraan komersiil, berkurang 1%-2%. "Bunga kami selama ini 14%," jelas Djinawi Kristiadji, Presiden Direktur Arjuna Finance, di tempat terpisah.
Jeffry Gunadi Sarino, Direktur Mashill Internasional Finance, memastikan, bunga kredit sepeda motor bakal berkurang 0,5%. "Kalau untuk mobil, sedang kami pertimbangkan, tapi ada potensi turun," papar Jeffry.
Mendongkrak kinerja
Tentu saja, penurunan bunga itu karena suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI rate) terus mengecil dalam beberapa bulan terakhir. Tercatat, awal Februari lalu BI rate turun 0,25% menjadi 5,75%. Hal ini turut melemahkan bunga di perbankan, yang selama ini menjadi andalan sumber pendanaan multifinance.
Seperti di Artha Prima Finance, 90% pendanaan pembiayaan berasal dari pinjaman bank. Sedang di Mashill Internasional Finance, 40% pendanaan berasal dari kredit bank. "Makanya, kalau bunga kredit bank turun, kami juga mengikuti," tandas Junus.
Djinawi menambahkan, turunnya bunga pembiayaan bakal menguntungkan industri multifinance. Nasabah semakin tertarik mendapatkan layanan pembiayaan multifinance, sehingga penyaluran kredit meningkat.
Di Arjuna Finance, target pembiayaan tahun ini sebesar Rp 750 miliar, tumbuh 70% dari tahun 2011. Komposisi pembiayaan tidak berubah yakni masih bertumpu pada kendaraan komersil sekitar 70%. Sisanya 30% untuk kendaraan penumpang dan motor. "Kami yakin, perolehan laba tahun ini bisa tumbuh 20% dari pencapaian di tahun 2011 sebesar Rp 5,6 miliar," kata Kristiadji.
Mashill Internasional Finance juga menargetkan pembiayaan sebesar Rp 400 miliar, tumbuh 28% dari pencapaian tahun 2011 sebanyak Rp 316 miliar. Bila itu tercapai, manajemen optimistis bisa mengantongi laba bersih sebesar Rp 20 miliar, tumbuh 66% dari tahun 2011 sebesar Rp 12 miliar.
Untuk mencapai target itu, manajemen Mashill Internasional Finance bakal agresif menyalurkan pembiayaan. Mereka juga menambah hingga 20 kantor cabang, serta mencari pinjaman perbankan Rp 300 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News