kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

IFC gelontorkan pinjaman US$ 50 juta kepada KB Finansia Multi Finance


Selasa, 22 Desember 2020 / 15:20 WIB
IFC gelontorkan pinjaman US$ 50 juta kepada KB Finansia Multi Finance
ILUSTRASI. international finance corporation atau IFC logo


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. International Finance Corporation (IFC), bagian dari World Bank Group akan memberikan pinjaman US$ 50 juta dolar kepada PT KB Finansia Multi Finance (KBFMF). Investasi yang setara Rp 700 miliar (asumsi kurs Rp 14.000 per dollar AS) tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah likuiditas di sektor multifinance nasional di tengah pandemi Covid-19.

Dengan pinjaman ini, KBFMF dapat terus memberikan pinjaman kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mempekerjakan 89% tenaga kerja nasional. Alhasil, secara tidak langsung, pinjaman ini dapat membantu mempertahankan pekerjaan, meningkatkan ketahanan pasar, dan berkontribusi pada pemulihan ekonomi domestik yang inklusif dan berkelanjutan.

Direktur PT KB Finansia Multi Finance Peter Halim mengatakan, pinjaman ini memungkinkan perusahaannya untuk melanjutkan program pinjaman, mempertahankan dan mendukung pemulihan rumah tangga berpenghasilan rendah, serta UMKM di Indonesia. "KBFMF juga dapat mengumpulkan dana jangka panjang dalam mata uang rupiah, mendiversifikasi basis pendanaan, dan memperkuat neraca keuangan,"  kata Peter dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/12).

Baca Juga: Ini jadwal operasional BCA, BNI, BTN hingga Mandiri saat libur Natal dan Tahun Baru

Menurut dia, multifinance yang menjadi sumber utama pendanaan bagi UMKM tengah menghadapi tekanan likuiditas sebagai dampak persyaratan pembayaran yang lebih longgar akibat pandemi. Terlebih lagi, bank telah menghentikan atau secara signifikan mengurangi pinjaman ke multifinance. "Investasi penting ini juga akan membantu kami fokus pada strategi pertumbuhan yang mencakup rencana diversifikasi penawaran produk keuangan dan digitalisasi operasional kami," tutur Peter.

Country Manager IFC untuk Indonesia, Malaysia dan Timor-Leste Azam Khan menambahkan, sektor UMKM yang menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pemulihan pada sektor ini akan menjadi kunci untuk mengurangi hilangnya pekerjaan dan menghidupkan kembali aktivitas ekonomi.

"Investasi ini sejalan dengan misi World Bank Group dan prioritas IFC di Indonesia, yakni memastikan UMKM di negara ini berkelanjutan dengan mengatasi masalah likuiditas mereka selama pandemi," ungkap Azam. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengakui peran penting multifinance dalam memberikan pembiayaan pada perusahaan-perusahaan yang berada di dasar piramida.

Baca Juga: Bank daerah yakin penyaluran kredit di tahun 2021 bakal lebih baik, ini targetnya

Sebagai informasi, IFC merupakan institusi pembangunan global terbesar yang berfokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang di lebih dari 100 negara. Pada tahun fiskal 2020, IFC menginvestasikan US$ 22 miliar pada perusahaan swasta dan lembaga keuangan di negara berkembang.

Selanjutnya: Ini jadwal operasional BCA saat libur Natal dan Tahun Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×