kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Imbal Hasil Dana Pensiun Tumbuh Mengalahkan Inflasi


Senin, 15 Juli 2024 / 20:38 WIB
Imbal Hasil Dana Pensiun Tumbuh Mengalahkan Inflasi
ILUSTRASI. Dana Pensiun?Lembaga Keuangan (DPLK).


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah gejolak inflasi di Indonesia, sejumlah penyelenggara dana pensiun dinilai masih mampu memperoleh imbal hasil investasi yang bisa mengalahkan inflasi pada Juni 2024 yang berada dalam kisaran 2,51%

Dana Pensiun BCA mencatat per semester pertama 2024, imbal hasil investasi secara YTD sebesar 4.14%. Sementara hasil usaha sebesar Rp 184,21 miliar, meningkat 4.24% dari hasil semester pertama 2023. Dengan demikian, anak usaha Bank BCA ini mampu mengalahkan inflasi di Juni 2024 walau persentasenya beda tipis. 

"Dalam kondisi pasar yang volatil, fokus pada instrumen pendapatan tetap seperti obligasi korporasi dan SBN menjadi pilihan yang lebih stabil. Instrumen ini menawarkan pendapatan yang lebih pasti dibandingkan dengan saham yang lebih fluktuatif," ucap Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno Budi kepada KONTAN, Senin (15/7). 

Terkait instrumen investasi, perusahaan ini paling banyak menempatkan dana di Surat Berharga Negara (SBN) yaitu 36.45%, deposito 3.43%, SBI sebesar 7.26%, obligasi sejumlah 6.61%, kemudian saham dan reksadana dengan porsi 6.33%.

Budi juga mengatakan perusahaan mengalokasikan dana investasi di Penyertaan Langsung sebesar 13.93%, dan Tanah Bangunant15.99%.

Baca Juga: Sejumlah Dapen Optimis Imbal Hasil Positif di Tengah Kondisi Ekonomi yang Menantang

Perusahaan Dana Pensiun yang imbal hasil investasi mampu mengalahkan inflasi adalah Dana Pensiun BTN. Direktur Utama Dapen BTN, Mas Guntur Dwi Sulistyanto, mengungkapkan Dapen BTN, sebagai Dapen PPMP (Program Pensiun Manfaat Pasti) akan menjamin pembayaran manfaat pensiun tepat waktu dan tepat jumlah. Sehingga pihaknya akan berusaha maksimal mengelola dana agar ditempatkan di instrumen dengan imbal hasil positif. 

Per Juni 2024, Dapen BTN mencatat imbal hasil investasi atau return of investment (ROI) sebesar 13,78%, dengan portofolio investasi terbesar di Surat Berharga Negara (SBN), obligasi korporasi, dan penyertaan saham. 

Rasio kecukupan dana (RKD) Dapen BTN juga mencapai 106%, yang mengindikasikan kondisi keuangan Dapen BTN cukup sehat dan mampu menjalankan amanah sebagai Dapen PPMP. 

“ROI Dapen BTN disetahunkan adalah 13,78%. Artinya kinerja Dapen BTN baik-baik saja dan tidak terdampak dengan kondisi inflasi,” kata Mas Guntur

Di sisi lain, Direktur Investasi & Keuangan Dana Pensiun Bank Mandiri, Abdul Hadie, mengatakan pergerakan suku bunga global dan domestik serta perkembangan geopolitik masih sangat memengaruhi pencapaian hasil investasi tahun ini.

Oleh karena itu, diperlukan strategi investasi yang agile, prudent, dan aman agar menghasilkan keuntungan yang positif serta mampu memenuhi dan menyejahterakan peserta.

Baca Juga: Ini Alasan 6 Dana Pensiun Dibubarkan OJK Selama Semester I-2024

Hingga Juni 2024, Dapen Bank Mandiri mencatat hasil investasi mencapai Rp422 miliar, tumbuh 12,70% dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2023. Sementara ROI dengan SPI sampai dengan akhir tahun 2024 diproyeksikan mencapai sekitar 7,30% atau sesuai anggaran tahun 2024.

"Pengelolaan investasi mengacu kepada investasi instrumen jangka menengah sampai panjang, dan investasi pada instrumen investasi berjangka maksimal 2 tahun. Sehingga pemenuhan kewajiban likuiditas saat peserta memasuki masa pension dapat terpenuhi dengan baik," katanya Abdul Hadir. 

Terkait Portfolio investasi, anak usaha Bank Mandiri ini mencatat per Juni 2024 didominasi oleh SBN dengan porsi 46,33%, lalu Obligasi Korporasi 31,25%, kemudian Instrumen Pasar Uang (Deposito, NCD dan SRBI) sebesar 8,67%. 

Selain itu dana investasi juga ditempatkan di penyertaan langsung sebesar 7,60%, dan instrument lainnya mencakup reksadana, saham, Sukuk Korprasi, MTN, Tanah Bangunan, dll sebesar 6,15%.

  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×