kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Imbal hasil unitlink bakal moncer


Jumat, 17 Februari 2012 / 08:34 WIB
Imbal hasil unitlink bakal moncer
ILUSTRASI. Dipermudah, guru cukup bawa ini saat lakukan vaksinasi Covid-19. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Feri Kristianto |

JAKARTA. Lupakan soal jebloknya imbal hasil unitlink berbasis saham tahun lalu. Sejumlah pemain asuransi jiwa optimistis, unitlink pada tahun ini bisa memberi hasil maksimal layaknya tahun 2010 yang mencapai 30%-40%. Alasannya, pasar modal pada tahun ini lebih bergairah dan beberapa perusahaan asuransi jiwa sudah berani mengeluarkan unitlink baru.

Analis pasar modal yakin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai 4.200-4.500. Inilah salah satu pemicu kinerja investasi unitlink ikut terdongkrak. Hal ini berbeda dengan kinerja IHSG tahun 2011, hampir tidak ada kenaikan, sehingga imbal hasil unitlin pun letoi.

Optimisme pelaku industri semakin meningkat, karena sepanjang Januari 2012, unitlink berbasis saham sudah memberi hasil sekitar 5%. Bahkan, memasuki Februari ini, imbal hasil itu semakin meningkat.

Tak heran, manajemen PT CIMB Sun Life pun berani mengeluarkan unitlink baru, yakni asuransi X-Tra Optima. Ini merupakan unitlink premi tunggal, dengan minimal pembelian Rp 30 juta. "Unitlink masih akan menguasai pasar asuransi jiwa Indonesia, potensinya besar," ujar Vivien Kusumowardhani, Presiden Direktur CIMB Sun Life, dalam rilisnya, pekan lalu.

Manajemen Asuransi Cigna segera menyusul meluncurkan unitlink terbaru pada bulan ini. Kemudian, manajemen PT Asuransi Sequislife segera menyusul menawarkan unitlink anyar. Hanya saja, manajemen Sequislife belum memastikan tanggal peluncuran tersebut.

Edy Tuhirman, Chief Executive Officer (CEO) Asuransi Jiwa Generali Indonesia, menjelaskan, pihaknya berencana mengeluarkan tiga unitlink baru tahun ini. Jumlah ini memperpanjang daftar unitlink milik perusahaan asal Italia itu menjadi tujuh produk. "Sekarang masih pengurusan izin di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), tapi diharapkan satu bisa keluar kuartal I ini," papar Edy.

Dari produk baru itu, Edy yakin, bisa berkontribusi 60%-70% dari premi baru di 2012. Sayang, Ia enggan memaparkan target premi baru tahun ini. Yang pasti, perusahaan menargetkan pendapatan premi lebih tinggi dari tahun 2011. Pendapatan premi Generali Indonesia tahun 2011 Rp 315 miliar, tumbuh 133,33% dari tahun 2010.

Menurut Edy, produknya bisa laris tahun ini. Soalnya, unitlink itu memiliki keunggulan berupa fasilitas automatic risk management (ARM). Ini bisa menahan harga unitlink dari tekanan volatilitas pasar.

Albertus Wiroyo, Presiden Direktur AXA Mandiri, menjelaskan, tahun ini kinerja unitlink masih tetap moncer. AXA Mandiri sejauh ini belum berencana mengeluarkan produk unitlink terbaru. Namun Albertus memastikan, AXA Mandiri justru akan mengembangkan manfaat tambahan dari produk mereka yang sudah ada. "Yang pasti, kami tetap mengandalkan penjualan unitlink tahun ini," jelasnya.

Kendala eksternal

Hendrisman Rahim, Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), mengatakan, porsi bisnis unitlink di industri asuransi dominan, yakni 55%. Sisanya, asuransi tradisional seperti term life, whole life, credit life, saving plan, dan asuransi kesehatan. Catatan saja, hingga kuartal III 2011 total perolehan premi asuransi jiwa Rp 67 triliun, tumbuh 32,81% dari periode sama tahun sebelumnya.

Hendrisman yakin, imbal hasil unitlink tahun ini berpeluang meningkat dari tahun lalu. Hanya saja, ia khawatir, karena industri ini bakal terhadang kendala.

Kendala itu antara lain penerapan PSAK 62 yang mengharuskan perusahaan asuransi memisahkan premi proteksi dan investasi. Selain itu, juga Surat Edaran Dirjen Pajak yang mewajibkan pengenaan pajak terhadap cadangan premi unitlink.

Hanya saja, Hendrisman menegaskan, pendapatan premi unitlink tahun ini tetap tumbuh 20%-30% meskipun ada kendala. Apalagi, belakangan semakin banyak perusahaan asuransi asing yang tertarik ke Indonesia. "Dari Jepang kurang lebih ada tiga perusahaan sudah bertanya-tanya," ujarnya singkat. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×