kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.169   31,00   0,19%
  • IDX 7.055   71,46   1,02%
  • KOMPAS100 1.056   15,44   1,48%
  • LQ45 830   13,30   1,63%
  • ISSI 213   1,17   0,55%
  • IDX30 424   7,51   1,80%
  • IDXHIDIV20 510   8,12   1,62%
  • IDX80 120   1,73   1,46%
  • IDXV30 125   0,86   0,70%
  • IDXQ30 141   2,17   1,56%

Ini 6 tantangan yang harus dihadapi industri multifinance


Minggu, 11 Juli 2021 / 14:17 WIB
Ini 6 tantangan yang harus dihadapi industri multifinance
ILUSTRASI. Pekerja merawat mobil di salah satu showrooom di Banintaro Tangerang Selatan, Kamis (24/6). Ini 6 tantangan yang harus dihadapi industri multifinance


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat berpotensi menganggu bisnis perusahaan pembiayaan. Sebab kebijakan tersebut akan pengaruhi kinerja industri multifinance pada semester II 2021. 

Tak main - main, ada enam tantangan yang dihadapi industri akibat kebijakan tersebut. Pertama, mobilitas karyawan, terutama untuk penagihan kredit menjadi terbatas selama pandemi. 

"Tantangan kedua, terjadi penurunan pertumbuhan piutang yang mengakibatkan kontraksi bisnis pembiayaan," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno pekan lalu. 

Ketiga, kebijakan PPKM ini berpotensi meningkatkan permintaan restrukrurisasi. Alhasil, masa restrukturisasi diperpanjang sehingga rasio kredit bermasalah (NPF) juga ikut naik. 

Baca Juga: Tingkat gagal bayar obligasi korporasi berpotensi naik pada semester II 2021

"Tapi saya yakin, ini tidak sama dengan tahun 2020 karena kita lihat beberapa hari ini, belum ada diskusi kembali mengenai restrukturisasi," jelasnya. 

Keempat, perusahaan akan menanggung beban biaya lebih besar untuk pengobatan, vaksinasi dan swab karyawan. Meski demikian, perusahaan pembiayaan juga mulai mengembangkan digitalisasi sehingga kinerja semakin efektif. 

"Supaya karyawan tidak lagi bekerja langsung secara fisik tapi semuanya secara online, terutama untuk penandatangan kredit, perjanjian pembiayaan dan lainnya," tambahnya. 

Kelima, terjadi peningkatan transaksi penjualan produk otomotif secara tunai sehingga pembiayaan multifinance turun. Padahal sebelumnya, porsi pembelian otomotif secara kredit masih sebesar 60% dan sisanya kas.  "Sekarang berbalik, kas 60% dan 40% kredit. Ini yang menjadi tantangan di tahun 2021," lanjutnya. 

Baca Juga: Cara Meningkatkan Mood Lewat Hormon Bahagia saat Pandemi COVID-19 (TEST)



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×