kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ini alasan BI tidak hadir rapat di BEI


Kamis, 29 Agustus 2013 / 17:18 WIB
Ini alasan BI tidak hadir rapat di BEI
ILUSTRASI. RUU penambahan 3 provinsi baru disahkan oleh Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dalam rapat pleno yang digelar Rabu (6/4/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra


Reporter: Oginawa R Prayogo |

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar rapat tertutup untuk membahas situasi perekonomian Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu malam (28/8). Dalam rapat tersebut dihadiri oleh Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, Chatib Basri, Menteri Keuangan, Ito Warsito, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan puluhan pelaku pasar dari sekuritas.

Rapat tersebut hanya minus dihadiri Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia. Padahal Muliaman mengaku telah mengundang BI.

Difi Johansyah, Kepala Humas Bank Indonesia mengaku BI tidak hadir karena ada kesibukan lain. "Kami juga kan bukan otoritas pasar modal," ujar Difi kepada KONTAN, Kamis (29/8).

Difi menjelaskan jika pihaknya datang dalam rapat tersebut pasti akan mendapat banyak pertanyaan tentang kebijakan moneter BI.

"Kalau semalam datang pasti ditanyakan (kebijakan moneter). Ya kalau itu ditunggu saja kebijakan moneternya," ujarnya.

Sebelumnya,  Destry Damayanti, Kepala Ekonom Bank Mandiri menjelaskan bahwa rapat tersebut hanya sebagai penjelasan lanjutan dari empat kebijakan yang diumumkan pemerintah pada pekan lalu.

Destry bilang ada kekurangan dalam rapat tersebut yakni tidak hadirnya Gubernur BI. "Tadi rapat tidak ada BI jadi pertanyaan likuiditas dollar tidak bisa terjawab," ungkapnya.

Pendapat serupa juga datang dari Teuku Hendry Andrean, Analis Riset Danpac Sekuritas. Dia bilang pertemuan hari ini hanya definisi penjelasan kebijakan pemerintah akan berpengaruh dalam jangka panjang. Hendry pun mengaku pertemuan tersebut kurang lengkap tanpa kehadiran dari Bank Indonesia.

"Kalau untuk jangka pendek ya harus dari BI karena tentang moneter. Soal BI rate dan patokan mata uang rupiah seperti apa," ujar Hendry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×