Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) resmi memiliki nahkoda baru. Royke Tumilaar telah diangkat menjadi Direktur Utama perseroan menggantikan Kartika Wirjoatmodjo yang sudah ditarik menjadi Wakil Menteri Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dalam memimpin Bank Mandiri ke depan, Royke mengatakan akan melanjutkan strategi dan rencana bisnis yang sudha ditetapkan sebelumnya di bawah pimpinan Kartiko.
Baca Juga: Royke Tumilaar ditunjuk jadi Dirut Bank Mandiri, ini susunan lengkap pengurus BMRI
"Dalam perencanaan bisnis di bawah pak Tiko, saya ikut di dalamnya. Jadi itu akan kita lanjutkan," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mandiri, Senin (9/12).
Menurutnya ada tiga fokus utama yang akan dilakukan Bank Mandiri. Pertama, melakukan mengoptimalkan kolaborasi antara bisnis wholesale dengan bisnis ritel dan konsumer.
Menurut Royke, masih banyak value chain yang belum digarap Bank Mandiri untuk retail. Salah satunya yang akan dilakukan adalah mengoptimalkan payroll. Saat ini, baru sekitar 10%-15% payroll yang sudah mereka garap.
Baca Juga: Royke Tumilaar jadi Dirut Bank Mandiri, inilah rekam jejaknya
Kedua, fokus melakukan transformasi digital banking karena era digital akan jadi kebutuhan dan menjadi bagian dari pasar. Ketiga, perseroan akan fokus mengembangkan segmen UKM dan commercial banking.
Sejalan dengan fokus pada transformasi digital yang akan dijalankan itu, Bank Mandiri memperkirakan Fee Based Income (FBI) Bank Mandiri juga akan terus tumbuh. Tahun depan, perseroan menargetkan FBI tumbuh sekitar 10%.
Royke bilang, dengan kondisi ekonomi saat ini, Bank Mandiri sudah tidak bisa mengandalkan pertumbuhan pendapatan dari bunga sekencang dulu. Oleh karena itu fee based income akan terus didorong untuk mendorong perolehan laba yang diharapkan bisa didorong lewat transaksi banking.
Baca Juga: FIF Group proyeksi pembiayaan tahun depan masih sulit naik dua digit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News