Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat mayoritas kinerja bank besar masih di bawah ekspektasi. Hal ini sesuai dengan laporan keuangan semester 1 2018 yang sudah dipublikasikan.
Dari presentasi tim ekonom Bank Mandiri pada saat media gathering Jumat (30/8), tercatat dari 10 bank besar, kinerja enam bank di antaranya masih di bawah ekspektasi.
Sebanyak 10 bank ini adalah BNI, BTN, Bank Panin, Bank Mandiri, BTPN, Bank Jatim, Bank Danamon, Bank BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Permata dan BRI. Enam bank yang kinerjanya masih di bawah ekspektasi yakni, BTN, Bank Panin, Bank Danamon, Bank BCA, Bank Permata, dan BRI.
Menurut Anton Gunawan Kepala Ekonom Bank Mandiri, bank yang kinerjanya sudah sesuai ekspektasi adalah Bank Mandiri dan BNI. Sedangkan yang di atas ekspektasi adalah BTPN dan Bank Jatim.
"Secara umum, kinerja perbankan masih meningkat, memang ada beberapa bank yang tidak sesuai perkiraan awal, namun sifatnya ini tidak absolut," kata Anton.
Menurut Anton, kinerja beberapa bank yang belum sesuai ekspektasi ini disebabkan karena indikator relialisasi laba, kredit, DPK bank dan pencadangan yang belum optimal.
Misalnya, Bank Panin yang mencatat penurunan indikator seperti laba bersih, laba sebelum pajak dan dana pihak ketiga (DPK) yang negatif.
Menurut Anton kinerja Bank Panin ini memang dibawah ekspektasi, hal ini karena pada paruh pertama 2018, Bank Panin tidak banyak melakukan pencadangan.
Kinerja beberapa bank lain, seperti Bank Permata yang labanya turun 53% di semester I 2018 juga dinilai tidak sesuai harapan. BCA dan BRI yang mencatat kenaikan laba masing-masing 8% dan 11% juga seharusnya bisa mencatat laba lebih tinggi.
Secara umum, ekonom Bank Mandiri mencatat kinerja perbankan secara keseluruhan relatif meninglat. LDR atau likuditas bank secara sistem meningkat, baik rupiah maupun dollar AS. Laba bank sebelum pajak juga tercatat cukup bagus.
Selain itu, rasio kredit bermasalah (NPL) bank cenderung ada penurunan. Namun untuk loan at risk atau jumlah kredit bermasalah dan kredt yang direstrukturisasi dan dalam perhatian khusus masih cukup tinggi.
Margin bunga bersih bank akan mengalami penurunan seiring dengan risiko kenaikan suku bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News