kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Sektor-Sektor yang Diincar East Ventures untuk Didanai pada Tahun Ini


Senin, 07 Maret 2022 / 16:34 WIB
Ini Sektor-Sektor yang Diincar East Ventures untuk Didanai pada Tahun Ini
ILUSTRASI. Perayaan ulang tahun ke-10 East Ventures


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tahun ini, perusahaan modal ventura, East Ventures akan terus membuka peluang untuk berinvestasi di sektor teknologi, juga fokus kepada sektor-sektor yang masih memiliki potensi yang lebih besar untuk terus bertumbuh.

"Kita akan terus berinvestasi di sektor teknologi secara keseluruhan. Kalau ditanya sektor yang mana, banyak sekali yang kita ingin diskusikan, tapi untuk saat ini di Indonesia sendiri jika dilihat dari potensinya masih e-commerce yang tumbuh lebih besar" kata Operating Partner East Ventures, David F. Audy  saat konferensi pers yang digelar secara virtual, Senin (7/3).

Menurutnya, e-commerce masih mempunyai peluang untuk terus tumbuh di Indonesia, dan menjadi sektor lokomotif yang menarik sektor-sektor lokomotif lainnya. Selain itu, pertumbuhan e-commerce juga bisa mendorong pertumbuhan subsektor teknologi lainnya.

Selain e-commerce, David menilai ada sektor lokomotif-lokomotif lain, yang tadinya merupakan gerbong yang ditarik e-commerce. Ia mencontohkan, dengan maraknya e-commerce muncul payment digital, ride hailing, food delivery, logistik, dan lain-lain.

Baca Juga: Industri Securities Crowdfunding Ketambahan Pemain Baru

"Namun sektor-sektor ini juga sekarang sudah menjadi besar, sehingga bisa jadi lokomotif sendiri, contohnya sektor fintech karena dengan teknologi memungkinkan pembayaran secara digital tentu menumbuhkan peluang-peluang usaha baru," jelas David.

Selain itu, kata David, sektor healthtech juga dinilai masih memiliki peluang yang luar biasa untuk bertumbuh di Indonesia, terutama healthtech yang mengutamakan perawatan pencegahan penyakit. Menurutnya, 70% pengeluaran masyarakat Indonesia adalah di bidang kesehatan yaitu untuk pengobatan. Sementara itu, pengeluaran untuk perawatan pencegahan penyakit hanya 1%-2%.

"Jadi masih sedikit sekali yang kami lihat di sektor healthtech, terutama yang spending di pencegahan. Dan salah satu bidang pencegahan adalah deteksi dini, yaitu DNA screening, unifikasi data, daripada kita punya hasil indikator kesehatan," tutur David.

Sementara itu, jika dilihat dari wilayah, pihaknya tentu akan mengucurkan modal di wilayah-wilayah yang memiliki infrastruktur digital, terutama yang memiliki jaringan internet yang baik.

Baca Juga: Melongok Perkembangan Kontribusi Laba Anak Usaha Bank-Bank Besar

Selain itu, kata David, dibutuhkan juga inklusi keuangan digital, jika sudah ada inklusi, otomatis para investor akan mencari cara sendiri untuk menanamkan modal di wilayah tersebut.

"Kuncinya ada di inklusivitas dulu. Jadi berikan dulu akses digitalnya, spending TIK, infrastruktur digital, internetnya juga harus cepat, jangan lambat. Kemudian disusul dengan literasi, juga diperlukan literasi keuangan digital agar masyarakat bisa memanfaatkan kemajuan teknologi digital dengan baik," ungkap David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×