kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Inilah peluang dan tantangan asuransi tahun depan


Senin, 16 Desember 2013 / 08:06 WIB
Inilah peluang dan tantangan asuransi tahun depan
ILUSTRASI. Promo JSM Superindo terbaru 29-31 Juli 2022 untuk harga hemat saat memasuki pekan gajian di akhir bulan ini.


Reporter: Sanny Cicilia, Yuliani Maimuntarsih | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pergantian tahun sudah di depan mata. Perusahaan asuransi pun menyiapkan strategi pertumbuhan di tahun 2014, sembari memperhatikan tantangan yang mungkin muncul.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memprediksi, perusahaan asuransi akan tetap mengandalkan tiga jenis asuransi yang saat ini mendominasi portofolio. Yaitu asuransi kendaraan bermotor, asuransi properti, dan asuransi kesehatan.

Berdasarkan hal itu, pelaku industri asuransi mulai menghitung berbagai tantangan, terutama di tiga sektor itu, pada 2014. Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI mengatakan, salah satu kekhawatiran perusahaan asuransi kerugian adalah pelemahan rupiah yang berkelanjutan. Ini bisa memicu kenaikan harga kendaraan bermotor sehingga konsumen menahan pembelian. Efeknya, pembelian asuransi kendaraan ikut turun.

Meski tidak seekstrem lini kendaraan bermotor, pelaku usaha asuransi kerugian juga melihat tantangan pada asuransi properti. "Tampaknya yang berpengaruh adalah regulator yang mengerem kredit properti," kata Julian, akhir pekan lalu (13/12).

Sedangkan mulai beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) per 1 Januari 2014 bisa mempengaruhi pasar asuransi kesehatan dan kecelakaan.

Namun, peluang pertumbuhan bagi asuransi kerugian masih terbuka lantaran BPJS menawarkan layanan kesehatan dasar seperti di puskesmas dan klinik. Sedangkan perusahaan asuransi swasta menawarkan layanan lebih beragam hingga premium. "Jadi tidak berebut dengan BPJS," kata Julian. Hingga akhir kuartal III lalu, premi industri asuransi umum tumbuh 18,7% dibandingkan setahun sebelumnya.

Sementara, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) lebih optimistis. Hendrisman Rahim, Ketua AAJI meramal, tahun ini industri bisa bertumbuh hingga 20%. Ramalan ini termasuk optimistis, lantaran hingga Juni lalu perolehan premi industri asuransi jiwa tumbuh 14% year on year.

Optimisme ini didongkrak produk asuransi unitlink yang kian digemari masyarakat. "Ketika pasar modal seperti ini, ini saat yang tepat membeli unitlink," kata dia.

Tahun depan, dia memperkirakan pertumbuhan bisa sebesar 20%-25%. Hajatan pemilu membuka peluang pembelian asuransi. Tak hanya untuk melindungi jiwa dan harta benda, tapi juga untuk menarik simpatisan partai. "Ini sudah terasa sejak sekarang," kata Hendrisman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×