kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Investasi Asuransi Jiwa Banyak Masuk Obligasi, Ini Kata Analis


Selasa, 17 Januari 2023 / 20:07 WIB
Investasi Asuransi Jiwa Banyak Masuk Obligasi, Ini Kata Analis
ILUSTRASI. Industri asuransi jiwa berencana bakal banyak menempatkan dana kelolaannya di aset pendapatan tetap.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi jiwa berencana bakal banyak menempatkan dana kelolaannya di aset pendapatan tetap, dalam hal ini termasuk Surat Berharga Negara (SBN), sebagai bagian dari strategi investasi tahun ini.

Menanggapi rencana tersebut, Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengungkapkan bahwa industri asuransi memang yang selama ini menjaga stabilitas pasar obligasi.

Di tahun 2022 saja, Nico menyebut industri asuransi digabung dengan dana pensiun menambah kepemilikan SBN sebesar Rp 218 triliun. 

Baca Juga: Siasat Investasi Industri Asuransi Jiwa di 2023, SBN Jadi Pilihan

“Ini menjadi kedua terbesar setelah Bank Indonesia yang membeli sebesar Rp 219 triliun,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (17/1).

Menurutnya, jika perusahaan asuransi yang bakal lebih banyak masuk ke pasar obligasi berarti akan semakin banyak partisipasi oleh investor domestik. Hal itu dinilai dapat menjaga pergerakan pasar obligasi dari volatilitas akibat aksi keluar masuk yang dilakukan investor asing.

“Semakin banyak asuransi yang masuk dan membeli instrumen obligasi akan mendorong kenaikan harga seri-seri obligasi yang beredar di pasar dan likuiditas akan semakin bertambah,” imbuhnya.

Di sisi lain, Nico melihat banyak yang menginvestasikan di SBN karena risikonya yang rendah. Mengingat, investasi di asuransi tergolong harus dalam level aman.

Meski demikian, tak menutup kemungkinan beberapa perusahaan asuransi mencari return lebih besar dengan menambah kepemilikan obligasi korporasi.  

“Bisa di mixed juga dengan corporate bond dengan rating-rating yang tinggi agar tetap terhindar dari potensi risiko gagal bayar perusahaan penerbit obligasi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×