kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siasat Investasi Industri Asuransi Jiwa di 2023, SBN Jadi Pilihan


Selasa, 17 Januari 2023 / 16:44 WIB
Siasat Investasi Industri Asuransi Jiwa di 2023, SBN Jadi Pilihan
ILUSTRASI. Upaya kocok ulang investasi menjadi salah satu strategi industri asuransi jiwa di 2023.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya kocok ulang investasi menjadi salah satu strategi industri asuransi jiwa di 2023. Obligasi tampaknya bakal menjadi pilihan banyak pemain, termasuk Surat Berharga Negara (SBN).

Jika melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terlihat ada perubahan komposisi portofolio investasi asuransi jiwa di reksadana dan SBN untuk periode Januari-November 2022. Komposisi reksadana semakin turun dan SBN semakin naik.

Pada Januari 2022, komposisi reksadana masih sekitar Rp 160,9 triliun dan menjadi Rp 109,3 triliun di November 2022. Di sisi lain, SBN dari senilai Rp 105,1 triliun menjadi Rp 136,1 triliun.

Baca Juga: Penuhi SEOJK Paydi, AIA Luncurkan Produk AIA Bahagia Bersama

Direktur Investasi PT Perta Life Insurance (Perta Life) Yuzran Bustamar mengungkapkan kebijakan investasi Perta Life di 2023 akan berfokus pada instrumen pendapatan tetap seperti SBN dan obligasi korporasi.

Menurutnya, kebijakan investasi tersebut sesuai untuk diterapkan dalam kondisi resesi global 2023 yang akan menyebabkan kenaikan tingkat suku bunga. Penambahan instrumen pendapatan tetap dengan bunga tinggi akan berdampak langsung dalam peningkatan kinerja investasi.

Ia merinci Perta Life memulai tahun 2023 dengan posisi dana kelolaan di sekitar Rp 1,8 triliun dan pihaknya telah menetapkan rencana 2023 dengan strategi investasi yang cenderung moderat.

“Kami menargetkan return on investment (ROI) pada tahun 2023 sebesar 5,36%,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (17/1).

Dari sisi reksadana, ia mengungkapkan sejak risiko kenaikan suku bunga global meningkat, pihaknya sudah memulai melakukan rebalancing portofolio dari reksa dana pendapatan tetap dan fokus ke reksadana pasar uang.

Serupa, Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan juga memiliki strategi investasi dengan banyak menempatkan pada portofolio obligasi. Alasannya, yield obligasi akan kembali tumbuh.

“Trading obligasi akan terus dilakukan dan reinvestasi kepada aset-aset obligasi dengan yield yang lebih tinggi,” ujarnya.

Pada tahun ini, Eben menargetkan total aset investasi bisa mencapai Rp 23 triliun. Sepanjang 2022, BNI Life sudah mencatat total aset investasi senilai Rp 21,6 triliun.

Baca Juga: OJK dan Perwakilan Industri Keuangan Temui Jokowi, Ini yang Disampaikannya

Secara rinci, untuk keseluruhan portfolio BNI Life, komposisi alokasi di obligasi sekitar 54%, kemudian di reksadana masih sekitar 35%, di ikuti saham kisaran 8,5% dan sisanya di deposito.

“Khusus untuk di portofolio unitlink, alokasi reksadana turun hampir 50% secara tahunan karena penerapan SE OJK 5,” ujarnya.

Lebih jelas, ia bilang SE OJK 5 terkait unitlink mewajibkan reksadana yang menjadi underlying unitlink hanya boleh yang sepenuhnya SBN. 

“Sehingga kami pun melakukan perubahan strategi dan underlying asset unitlink,” jelasnya.

Direktur MNC Life Johannes juga akan menjalankan strategi pengelolaan investasi secara moderat konservatif untuk mencapai target dana kelolaan Rp 330 miliar. Dengan fokus pada instrumen obligasi dan reksadana pendapatan tetap.

Ia menjelaskan hal itu dilakukan dengan pertimbangan  bahwa proyeksi tahun 2023 akan terdapat banyak sentimen terutama pada pasar saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×