kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor Korea Kian Gencar Ramaikan Bisnis Multifinance di Indonesia, Ini Penyebabnya


Rabu, 29 Juni 2022 / 21:57 WIB
Investor Korea Kian Gencar Ramaikan Bisnis Multifinance di Indonesia, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. logo Batavia Prosperindo Finance atau Batavia Finance di salah satu kantor cabang


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring pulihnya perekonomian di Indonesia, semakin membuat bisnis multifinance menjadi incaran di mata asing. Sejumlah investor dari kawasan Asia, gencar masuk ke bisnis multifinance dalam negeri.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W. Budiawan mengatakan, investor asing yang banyak tertarik masuk ke Indonesia berasal dari Korea Selatan.

Ketertarikan Korea berinvestasi di Indonesia karena market di negeri gingseng semakin tipis sehingga mereka condong untuk go global.

Salah satu perusahaan multifinance yang mengumumkan akan diakuisisi investor asing asal Korea ialah PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI). Adapun, perusahaan asal Korea Selatan, Woori Card Co., Ltd,, akan menjadi pengendali baru setelah membeli saham emiten tersebut sekitar Rp 1 triliun.

Woori Card akan membeli 82,03% saham atau setara 2,19 miliar lembar saham. Adapun, 74,22% saham tersebut merupakan milik PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk dan sisanya milik beberapa pemegang saham lainnya yang tidak disebutkan.

Baca Juga: Saham BPFI Sudah Naik 6,6% Sejak Rencana Akuisisi oleh Woori Card Diumumkan

Sebelumnya ada Korean Development Bank (KDB) yang telah mengumumkan mengakusisi PT Tifa Finance Tbk (TIFA) pada 8 September 2020. Dilansir dari Business Korea, akuisisi itu sesuai kesepakatan yang ditandatangani oleh PT Dwi Satrya Utama atau DSU Group. Dari situ, KDB itu mengakuIsisi 80,65% saham Tifa Finance.

Juga ada Mirae Asset Financial Group, yang didirikan oleh Hyeon Joo Park pada Juli 1997, memiliki lini bisnis di Indonesia dengan mengendalikan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

"Ke depan, perkiraan kami, investor dari Singapore dan Hongkong akan menyusul karena mempertimbangkan market di Indonesia masih sangat potensial di garap," kata Bambang kepada kontan.co.id, Rabu (29/6).

Bambang menjelaskan, semakin banyaknya investor asing menjadi strategic partner di industri perusahaan pembiayaan mengindikasikan bahwa dalam jangka menengah dan panjang, prospek dan trend bisnis pembiayaan di Indonesia semakin positif.

"Iklim usaha dan investasi di sektor jasa keuangan diartikan semakin banyak membawa manfaat finansial sementara dari sisi industri juga semakin kompetitif yang diharapkan berujung kepada efisiensi & pendanaan relatif lebih murah sehingga tawaran-tawaran pricing produk pembiayaan akan affordable/terjangkau dari sisi konsumen," terang Bambang.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyampaikan, alasan investor asing, seperti Korea yang sudah mulai masuk ke Indonesia karena pasar di Indonesia masih bagus.

Selain itu, penduduk di Indonesia banyak, investor juga melihat masih bisa mendapatkan bisnis yang menjanjikan di Indonesia.

"Tentu di Indonesia bisnis multifinance suku bunga yang dikenakan kepada debitur relatif masih bisa mereka dapatkan untung dari perbedaan antara sumber dana yang mereka bawa dari Korea dan dikenakan kepada debitur yang ada di Indonesia. Sebab kalau di Jepang dan Korea suku bunganya sudah sangat mendekati nol, untungnya apa?," tutur Suwandi.

Kata Suwandi, di Indonesia pinjaman kendaraan motor dan mobil masih cukup tinggi jadi masih ada kesempatan untuk mendapatkan untung atau dana perbankan dari luar negeri yang dibawa masuk ke Indonesia suku bunganya bisa bersaing, dan kompetitif.

Baca Juga: Asing Semakin Gencar Mengincar Multifinance Lokal

Korea juga di sebut Suwandi melihat market di Indonesia masih potensial untuk digarap. Mereka punya hitung-hitungannya untuk membawa dana ke Indonesia.

Untuk Indonesia sendiri akan menjadi lebih bagus dengan masuknya Korea ke bisnis non bank di Indonesia karena dana murah yang mereka bawa masuk ke Indonesia dan cenderung secara bertahap suku pinjamannya akan lebih murah dibandingkan kalau kita mengandalkan dari dalam negeri.

"Kita bisa lihat bagaimana pinjaman-pinjaman kendaraan mobil motor itu juga sekarang sudah mulai turun bunganya," sambungnya.

Suwandi mengatakan, pasar Indonesia akan dilihat oleh negara-negara Asia sangat menarik. Ke depan investor seperti Singapore, China atau negara-negara lain pasti akan melihat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk digarap karena jumlah penduduknya banyak dan tentu kebutuan akan pinjaman dan kredit akan tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×