Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana perusahaan asal Korea Selatan, Woori Card Co., Ltd, untuk mengakuisi dan menjadi pengendali baru PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI) telah menjadi penggerak harga saham BPFI beberapa hari terakhir.
Sejak rencana itu diumumkan oleh perusahaan pada Jumat (24/6) lalu, harga saham dari BPFI telah naik 6,6% menjadi Rp 725 hingga penutupan perdagangan Rabu (29/6), menurut data RTI.
Woori Card akan membeli 82,03% saham atau setara 2,19 miliar lembar saham. Rinciannya, 74,22% saham tersebut merupakan milik PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) dan sisanya milik beberapa pemegang saham lainnya yang tidak disebutkan.
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai masuknya investor asing memang bisa menjadi sentimen penggerak harga saham multifinance yang selama ini tidak likuid. Namun, hanya jangka pendek.
“Bisa jadi katalis jangka pendek, jangka panjang tetap kembali ke fundamental, prospek bisnis dan likuiditas saham tersebut,” ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Rabu (29/6).
Baca Juga: Mendapat Restu OJK, Woori Card Siap Akuisisi Batavia Prosperindo Finance (BPFI)
Secara umum, Wawan melihat bahwa saham-saham multifinance rata-rata memiliki kapitalisasi yang kecil. Memang, jika berdasarkan data RTI, nilai kapitalisasi emiten yang paling besar saja hanya Rp 18,12 triliun yaitu PT BFI Finance Tbk (BFIN)
Meskipun demikian, Wawan berpendapat, secara fundamental ada prospek bagus untuk emiten multifinance. Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga di level rendah diharapkan bisa mendorong penyaluran kredit multifinance.
“Ditambah dengan recovery ekonomi yang ada, kredit macetnya dapat ditekan,” imbuhnya.
Wawan pun menyarankan jika ingin masuk ke saham mulitifinance, sebaiknya memilih yang memiliki dividen payout ratio relatif tinggi dan konsisten. Hanya saja, disarankan untuk bisa hold cukup lama karena harganya jarang bergerak
“Seperti saham PT Adira Finance Tbk (ADMF) yang rata-rata dividen tahunan bisa 5% atau diatas deposito,” ujarnya.
Sependapat, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Raditya Pradana bilang, masuknya investor asing memang bisa menjadi penggerak harga saham, meskipun kinerja perusahaan tetap menjadi yang perlu dilihat.
Raditya bilang saham-saham emiten multifinance yang perlu dicermati ialah ADMF dan BFIN. Saham ADMF dinilai telah mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan di awal tahun, sekitar 17%.
“BFIN kami menilai lagging. Namun kondisi ini bisa dijadikan sebagai “kesempatan” bagi para pelaku pasar,” imbuhnya.
Dengan kondisi yang ada saat ini, Raditya pun merekomendasikan buy on weakness untuk saham-saham sektor multifinance.
Baca Juga: Perusahaan Pembiayaan Masih Banyak Dilirik Investor Asing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News