Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil membukukan pertumbuhan return on equity (ROE) terbesar dengan bertambah 18 basis poin (bps) menjadi 23,5% pada 2023 lalu.
Rasio RoE sendiri, menunjukkan tingginya keuntungan yang dihasilkan oleh bank dari setiap nilai yang diinvestasikan pemegang sahamnya. Semakin tinggi nilainya, semakin besar imbal hasil yang didapat perusahaan.
Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyampaikan, pertumbuhan RoE BCA ditopang oleh kenaikan profitabilitas yang didukung oleh pertumbuhan kredit, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca Juga: Jelang Restrukturisasi Covid 19, Loan at Risk BCA Turun Jadi Single Digit
Jika dilihat dari laporan keuangan perseroan, hingga Desember 2023, total kredit BCA naik 13,9% YoY menjadi Rp 810,4 triliun.
Pertumbuhan kredit diikuti dengan perbaikan kualitas kredit, tercermin pada menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 6,9% per akhir 2023, dibandingkan 10,4% pada tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,9% pada 2023.
Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) naik 6,0% YoY mencapai Rp 1.102 triliun per Desember 2023, dan total volume transaksi yang diproses BCA naik 25,1% YoY mencapai 30,1 miliar transaksi.
Baca Juga: Bank Central Asia (BCA) Hentikan Layanan m-BCA SIM Card
Kemudian, jumlah nasabah mencapai 31 juta per Desember 2023, tumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Secara keseluruhan, laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 19,4% YoY mencapai Rp 48,6 triliun di sepanjang 2023.
"Pada umumnya, kinerja perbankan akan sejalan dengan kondisi perekonomian. Selaras dengan prospek perekonomian Indonesia yang positif, kami optimistis menjaga pertumbuhan profitabilitas ke depan, sehingga rasio RoE BCA dapat relatif dipertahankan," ungkap Hera kepada kontan.co.id, Jumat (9/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News