Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2023 PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencetak kinerja positif diikuti dengan kualitas kredit yang terjaga dengan baik pasca Covid 19.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengungkapkan outstanding restrukturisasi kredit BCA mencapai Rp40,6 triliun atau turun sebesar 34,8% secara tahunan.
Bank swasta terbesar ini optimistis akan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga penyaluran kredit di bank akan tetap berjalan dengan kualitas debitur yang terjaga.
Adapun Loan at Risk (LaR) yang dimiliki BCA secara konsiten menurun hingga menyentuh single digit yakni sebesar 6,9%. Hal itu menunjukkan perbaikan karena menurun jika dibandingkan tahun 2022 sebesar 10,4%, apalagi ketika Indonesia dilanda pandemi pada 2020 lalu dimana LaR BCA melonjak hingga18,8%.
Baca Juga: Perbankan Besar Ngebut di Bisnis Mobile Banking
Membaiknya LaR diikuti juga dengan kualitas NPL yang terjaga di angka 1,9% pada tahun 2023. Selaras dengan perbaikan kualitas pinjaman, biaya provisi tercatat Rp 2,3 triliun di 2023, atau turun Rp 2,2 triliun dari tahun sebelumnya.
Meski tren kualitas kredit membaik, Hera F. Haryn menyebut bahwa BCA masih terus memupuk pencadangan (CKPN) dengan baik mengingat kebijakan restukturisasi kredit Covid-19 yang berakhir Maret 2024.
"NPL coverage BCA sebesar 234,1% dan LAR coverage sebesar 69,7% pada tahun 2023, salah satu yang paling tinggi di industri perbankan. Biaya pencadangan akan senantiasa kami review sejalan dengan perkembangan kualitas aset dan kondisi ekonomi," kata Hera kepada KONTAN, Minggu (11/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News