Reporter: Mona Tobing | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) masih tetap mengandalkan obligasi sebagai pilihan keranjang investasi. Manajemen asuransi pelat merah itu meyakini, hasil obligasi tahun ini bakal sebagus tahun lalu. Optmisme tersebut sejalan dengan situasi pasar modal di tanah air saat ini.
Jamsostek mengalokasikan dana sebesar Rp 12 triliun untuk membeli obligasi di sepanjang tahun ini. Rencananya, sebanyak 70% untuk pembelian surat utang negara (SUN) dan obligasi yang diterbitkan BUMN. Sisanya, 30% siap dibelanjakan obligasi perusahaan swasta. BUMN dan korporasi dengan rating AAA serta size besar akan menjadi incaran Jamsostek.
Elvyn G. Masassya, Direktur Utama Jamsostek menargetkan perolehan hasil investasi mencapai Rp 14 riliun. Ia menegaskan, porsi obligasi harus dua kali lebih besar ketimbang penempatan dana di deposito. Pasalnya, imbal hasil surat utang relatif lebih baik ketimbang bunga bank yang kini di kisaran 5%-6%, sesuai bunga penjaminan LPS.
Penempatan dana di obligasi mengambil porsi 46% dari total dana investasi. Lalu, saham sebesar 22%, deposito mencapai 20%, reksadana sebesar 10% dan properti serta penyertaan sebesar 2%. "Meskipun kondisi pasar tidak terlalu bagus, tetapi obligasi lebih baik ketimbang deposito," kata Elvyn pada Senin (4/3).
Mengantisipasi kondisi pasar yang mungkin labil, Jamsostek sudah menyiapkan cara. Misalnya mengevaluasi ulang komposisi investasi. Jika kondisi pasar modal mengalami guncangan, Jamsostek memiliki konsep technical asset alocation yang menghitung limit investasi setiap 3 bulan sekali.
Tahun ini, Jamsostek menargetkan perolehan dana kelolaan mencapai Rp 149 triliun, tumbuh 13% dari pencapaian tahun 2012 senilai Rp 137 triliun.
Karena itu, pada 2013 ini Jamsostek menargetkan 110 juta kepesertaan baru tenaga kerja di seluruh daerah. Sebelumnya, Elvyn menyebut ada 40 juta tenaga formal dan 70 juta tenaga informal.
Sedangkan untuk pengembangbiakkan dana, Jamsostek menargetkan nilai investasi mencapai Rp 150 triliun, tumbuh 13% dari Rp 132 triliun pada tahun 2012 lalu. Untuk hasil investasi, mereka menargetkan perolehannya mencapai Rp 14 trililun tumbuh 16% dibandingkan tahun lalu senilai Rp 12,7 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News