Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Saat ini, berinvestasi mulai menjadi perhatian masyarakat, terutama para milenial yang baru ingin berinvestasi. Hal ini terlihat dari peningkatan investor milenial selama pandemi Covid-19. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para investor pemula ketika terjun ke dunia investasi.
Kesalahan dasar saat memulai investasi adalah terlalu mengikuti perasaan atau emosi. Idiom bahwa ketakutan dan keserakahan menguasai pasar adalah benar. Investor seharusnya tidak membiarkan rasa ketakutan atau keserakahan mengendalikan keputusan mereka.
Sebaliknya, mereka harus fokus pada pengetahuan dan perencanaan investasi yang matang. Faktanya, banyak investor yang sabar dapat mengambil keuntungan dari keputusan irasional investor lain.
Baca Juga: Persiapkan Biaya Umrah Mulai Sekarang
Kesalahan selanjutnya adalah tidak membatasi waktu investasi. Sebaiknya, Anda tidak berinvestasi tanpa mempertimbangkan batasan waktu. Anda harus memikirkan berkali-kali, apakah Anda akan membutuhkan dana yang dialokasikan untuk investasi, sebelum memasuki jadwal transaksi dimulai. Anda pun harus menentukan jangka waktu untuk perencanaan keuangan, seperti persiapan masa pensiun, kebutuhan uang muka rumah, atau biaya pendidikan anak Anda.
Jika Anda berencana untuk mengumpulkan uang untuk membeli rumah, hal tersebut merupakan jenis investasi jangka menengah. Namun, jika Anda berinvestasi untuk membiayai pendidikan Anda hingga ke jenjang perguruan tinggi, tujuan tersebut termasuk jenis investasi jangka panjang. Setelah Anda memahami rentang waktu setiap tujuan keuangan, Anda dapat menemukan instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko.
Kesalahan fatal berikutnya, yaitu para investor pemula mengandalkan hanya pada satu jenis instrumen investasi, umumnya saham, atau ikut-ikutan pilihan investasi orang lain. Ketika para investor pemula ini tidak meraih keuntungan dari pasar saham atau instrumen investasi pilihannya, mereka cenderung menyalahkan orang lain, seperti pasar saham kejam, bandar yang jahat, atau menyebut dirinya korban. Lantas, kondisi tersebut memengaruhinya untuk kapok berinvestasi.
Jika Anda merasa kesulitan untuk berinvestasi pada instrumen pasar modal, Anda bisa mempertimbangkan mengalihkan dana investasi ke instrumen investasi dengan risiko rendah, yakni deposito yang dipasarkan oleh Bank.
Salah satu Bank yang menawarkan program deposito dengan bunga menarik adalah PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (J Trust Bank). Bank yang berkode saham BCIC ini sedang menyelenggarakan program deposito Let’s 1-2-3 selama 1-31 Juli 2021.
Program deposito Let’s 1-2-3 ini memberikan tiga keuntungan bunga deposito yakni dengan cara menempatkan deposito sebanyak tiga kali dalam satu periode. Para nasabah baru atau nasabah eksisting dengan dana baru dapat berpartisipasi pada program deposito ini.
Caranya, nasabah harus menempatkan dana deposito tiga kali berturut-turut dengan total penempatan Rp70 juta dalam satu kali periode. Nasabah akan mendapatkan bunga deposito yang berbeda untuk setiap penempatan.
Pada deposito pertama, nasabah menempatkan dana sebesar Rp20 juta dengan bunga deposito 5% per tahun (per annum/p.a), deposito kedua sebesar Rp20 juta (5,25% p.a), dan deposito ketiga senilai Rp30 juta (5,50% p.a), serta jangka waktu tersedia 2, 3, 4, 6, dan 12 bulan. Ketentuan pajak 20% untuk bunga deposito tetap berlaku pada program ini.
Apabila nasabah melakukan break, nasabah akan dikenakan penalti sesuai ketentuan yang berlaku. Dari berbagai cara investasi, deposito dapat menjadi opsi karena termasuk salah satu instrumen investasi paling aman dibandingkan dengan instrumen lainnya.
Tentunya, program-program J Trust Bank juga bisa dijadikan investasi bagi Anda yang ingin mendapatkan keuntungan yang terukur. Silakan cari tahu lebih dalam mengenai program deposito J Trust Bank lewat laman www.jtrustbank.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News