Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua bulan menjelang akhir tahun 2025, perbankan sudah mulai bersiap mengalihkan fokusnya di tahun depan. Dalam hal ini, Rencana Bisnis Bank (RBB) tengah disusun oleh bank untuk menjadi acuan bisnis agar lebih baik dibandingkan tahun ini.
Seperti diketahui, kinerja perbankan di tahun ini banyak mengalami tekanan. Hal tersebut tergambar dalam kredit perbankan yang melaju lambat. Per September 2025, kredit perbankan masih tumbuh di kisaran 7%, berada di bawah target kisaran Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ada di rentang 8% hingga 11%.
Adapun, OJK mewajibkan perbankan untuk menyerahkan RBB tahun 2026 di akhir tahun ini. Meski demikian, perbankan masih diberi kesempatan untuk melakukan revisi RBB di pertengahan tahun depan untuk menyesuaikan dinamika yang ada.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan membenarkan bahwa pihaknya sudah mulai menyusun RBB tahun 2026. Untuk gambaran sementara, Steffano melihat pertumbuhan kredit Maybank Indonesia di tahun depan bisa dalam rentang 9% hingga 11%. Namun, ia bilang target tersebut bisa saja berubah hingga RBB benar-benar diserahkan OJK.
Baca Juga: Bank Revisi Rencana Bisnis, Sesuaikan dengan Tantangan Ekonomi Paruh Tahun
Sebagai gambaran, Steffano mengungkapkan untuk kredit Maybank Indonesia, utamanya kredit ritel dan non ritel terkecuali korporasi, per September 2025 masih tumbuh sekitar 8% YoY. Oleh karenanya, ia optimistis target di tahun depan masih terbilang realistis.
Dalam hal ini, Steffano melihat bakal ada beberapa stimulus dari pemerintah untuk membantu para pelaku usaha untuk bisa tumbuh. Ditambah, pemerintah juga sudah mencanangkan pertumbuhan ekonomi di tahun depan bisa tumbuh di atas 5%.
“Tahun depan tentunya kredit UKM, korporasi menengah dan besar bisa bertumbuh lebih baik lagi dengan suku Bunga kredit yang lebih rendah,” ujarnya.
Meski optimistis, Steffano menegaskan pihaknya tetap mengantisipasi sentimen-sentimen global yang bisa mempengaruhi dunia usaha. Sebagai contoh, perang dagang dan kondisi geopolitik yang tetap berpotensi memanas.
“Ini yang bisa mengganggu pertumbuhan dan juga confidence pelaku usaha,” tambahnya.
Sementara itu, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan juga mengakui pihaknya sudah mulai menyusun RBB untuk tahun depan. Namun, ia belum mau banyak berkomentar terkait proyeksi yang dimiliki oleh CIMB Niaga.
Baca Juga: OJK Akui Ada Beberapa Bank Yang Laporkan Revisi Rencana Bisnis
Lani melihat kemungkinan besar kondisi yang terjadi di tahun ini belum banyak jauh berbeda dari tahun ini. Oleh karenanya, ia mengisyaratkan pertumbuhan kredit CIMB Niaga di tahun depan tidak akan terlalu ekspansif.
“Kami rasa akan lebih ke moderat growth.” ujarnya singkat.
Pengamat Perbankan dari Binus University M. Doddy Ariefianto pun mengungkapkan bahwa sejatinya banyak potensi yang bisa membuat kredit perbankan tumbuh di tahun depan. Salah satunya adalah program-program pemerintah yang seharusnya memiliki dampak multiplier terhadap beberapa sektor yang pada akhirnya berdampak kredit.
Sayangnya, ia melihat di tahun ini saja, di saat program pemerintah sudah mulai berjalan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pertumbuhan kredit tak juga kencang. Sebaliknya, pertumbuhan kredit malah konsisten melambat. Dus, dia tidak begitu yakin pertumbuhan kredit perbankan tahun depan tak akan melesat signfikan.
“Paling mentok ya tumbuh 10%, nanti biasanya target pertumbuhan kredit bank swasta lebih realistis daripada bank milik negara,” tambahnya.
Baca Juga: Meski Telah Lampaui Target, Hana Bank Tak Lakukan Revisi Rencana Bisnis
Selanjutnya: TBS Energi Utama (TOBA) Raup Pendapatan US$ 288,2 Juta pada Kuartal III-2025
Menarik Dibaca: 6 Cara Bisnis Parfum untuk Pemula biar Cepat Cuan, Catat ya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













