CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Jumlahnya Terus Menyusut, Apakah Kehadiran Agen Asuransi Masih Dibutuhkan?


Minggu, 02 Oktober 2022 / 16:30 WIB
Jumlahnya Terus Menyusut, Apakah Kehadiran Agen Asuransi Masih Dibutuhkan?
ILUSTRASI. Jumlah tenaga pemasar asuransi dari kanal keagenan terus menyusut. Pho. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/07/03/2022.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah tenaga pemasar asuransi dari kanal keagenan terus menyusut. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) per Semester I/2022 jumlahnya hanya mencapai 507.206 atau turun 3,5% dari tahun sebelumnya yang mencapai 525.694.

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menjelaskan, penurunan jumlah agen disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya rekrutmen agen yang memang membutuhkan proses panjang, tidak mudah, dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Selain itu juga, masa berlaku lisensi agen yang hanya dua tahun telah habis, agen melakukan resign atau meninggal dunia.

Menurutnya, untuk proses penerimaan tenaga pemasar baru ada biayanya, namanya business opportunity presentation. Perusahaan asuransi mengumpulkan orang untuk dimotivasi dan diajak menjadi agen. 

Baca Juga: Meracik Ulang Portofolio Investasi di Tengah Ancaman Resesi

"Selanjutnya di training dan ikut ujian lisensi. Kalau semisal dari 10 orang yang diundang, mungkin cuma tiga yang tertarik, dan yang menjadi agen biasanya hanya satu," kata Togar kepada kontan.co.id.

Kendati sudah ada layanan pemasaran asuransi secara digital, menurut Togar masyarakat masih membutuhkan kehadiran agen secara tatap muka untuk mendapatkan penjelasan terkait produk asuransi yang akan dibelinya.

Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan pun mengakui, pemasaran asuransi melalui kanal keagenan sampai menjelang akhir kuartal III/2022 ini belum memberikan titik cerah. Sampai dengan bulan Agustus 2022 pendapatan premi kanal keagenan sedikit mengalami penurunan 5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Kanal keagenan juga hanya memberikan kontribusi sebesar 3% dari total pendapatan premi perusahaan. Sampai dengan Agustus 2022 mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 104 miliar dari distribusi keagenan. 

Baca Juga: Meski Premi Turun, Imbal Hasil Unitlink Mulai Melaju Positif

"Namun kami percaya peranan agen asuransi masih sangat penting di industri asuransi jiwa. Untuk prospek kanal keagenan, kami melihat masih adanya peluang yang sangat baik untuk bertumbuh positif," ujar Eben.

BNI Life pun memproyeksikan pendapatan premi hingga akhir tahun bisa mencapai lebih dari Rp 200 miliar dari kanal distribusi keagenan.

Untuk meningkatkan kinerja kanal keagenan, pihaknya melakukan beberapa strategi diantaranya, membuat program pemasaran untuk mendukung penjualan, aktif memberikan pelatihan secara berkelanjutan yang dibutuhkan oleh tenaga pemasar, dan menyediakan alat pendukung pemasaran baik cetak maupun digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×