Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk menyatakan per kuartal I 2018 pihaknya berhasil menurunkan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
Direktur Perbankan Syariah CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan per Maret 2018 posisi BOPO UUS CIMB Niaga tercatat sebesar 60,1%. Jumlah ini turun dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 71%.
Pihaknya menuturkan, penurunan rasio BOPO tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya pendapatan dari penyaluran dana (margin income). Serta upaya pengendalian biaya yang efektif dan menurunnya pencadangan seiring dengan perbaikan kualitas aset.
"Kami menargetkan rasio BOPO di tahun 2018 ini menurun sampai dengan sekitar 60%," kata Pandji kepada Kontan.co.id, Jumat (18/5).
Beberapa upaya efisiensi yang dilakukan UUS CIMB Niaga ini antara lain dengan mengoptimalkan kantor-kantor cabang konvensional untuk memasarkan produk-produk syariah atau biasa disebut dengan istilah dual banking leverage model (DBLM).
"Penerapan DBLM ini juga memungkinkan CIMB Niaga syariah melakukan cross selling produk syariah kepada nasabah konvensional di semua segmen dengan biaya pemasaran yang lebih rendah," ujarnya.
Di samping itu, Pandji menyebut strategi efisiensi lain yang akan dilakukan adalah melanjutkan proses penempatan atau relokasi kantor cabang syariah ke area yang lebih strategis. Menurutnya, dengan cara ini produktivitas penjualan produk CIMB Niaga syariah akan lebih deras di samping menekan biaya operasional.
Sebagai informasi saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, BOPO bank umum syariah (BUS) per akhir Maret menjadi 89,9%. Posisi ini menurun dari 92,31% pada Maret 2017 lalu.
Tak hanya BUS saja, Unit Usaha Syariah (UUS) juga menunjukan perbaikan BOPO dari 75% pada Maret 2017 menjadi 72,64% di Maret tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News