Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan perbankan atas surat berharga negara (SBN) mulai menyusut. Hal ini terjadi seiring dengan likuiditas bank yang tak selonggar tahun lalu.
Likuiditas perlahan mulai mengetat, tercermin dari loan to deposit ratio atau rasio pinjaman yang sudah naik ke level 84,80% per Mei 2024 dari 83,83% pada Desember 2023. LDR meningkat seiring dengan penyaluran kredit yang terus bertumbuh 12,15% yoy per Mei 2024.
Menurut data Kementerian Keuangan, penempatan dana perbankan di SBN sampai 8 Juli 2024 mencapai Rp 1.283,42 triliun, turun 25,54% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.723,19 triliun.
Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman mengatakan, penempatan dana Bank Mandiri secara konsolidasi pada SBN dan surat berharga lainnya mengalami penurunan 5,18% yoy di kuartal I-2024.
Baca Juga: Bank Digital Ramai-ramai Gelar Aksi Korporasi Tahun Ini
Pria yang akrab disapa Alus ini menjelaskan, sejalan dengan tren ekonomi yang membaik dan diikuti dengan pertumbuhan kredit yang positif, porsi penempatan dana pada surat berharga dapat terus berubah menyesuaikan dengan perubahan tren yang terjadi antara lain ekses likuiditas yang tersedia, demand dari client baik institutional maupun individual, risk appetite perbankan serta pertumbuhan kredit perbankan.
"Bank Mandiri secara aktif melakukan penempatan likuiditas pada instrumen SBN dan surat berharga lainnya sebagai salah satu alternatif instrumen aset produktif. Penempatan dana pada Surat Berharga Negara (SBN) dan surat berharga lainnya merupakan bagian dari strategi manajemen likuiditas (liquidity management) dan optimalisasi asset liability management bank dengan menyesuaikan tren serta kondisi perekonomian," ungkapnya.
Lebih lanjut Alus menerangkan, penempatan likuiditas pada instrumen SBN dan surat berharga lainnya juga dilakukan dalam rangka mendapatkan imbal hasil yang optimal dengan tingkat risiko yang terukur.
"Adapun, penempatan dana pada instrumen surat berharga Bank Mandiri akan terus dioptimalkan dengan mengedepankan pengelolaan portfolio yang komprehensif dan memperhatikan prinsip-prinsip risiko yang prudent," imbuhnya.
Serupa, Ramon Armando, Corporate Secretary BTN juga mengatakan, hingga saat ini penempatan dana BTN di SBN mengalami penurunan namun tidak signifikan. Walau demikian, Ramon tak menjelaskan lebih detail berapa angka penurunannya.
Baca Juga: Strategi Krom Bank Menggaet Nasabah
"Hal ini disebabkan oleh beberapa hal di antaranya, valuasi dari surat berharga dalam hal ini pendapatan tetap yang menurun. Selain itu, kami masih konsisten dan memprioritaskan dalam mendukung program pemulihan ekonomi pemerintah melalui penyaluran kredit ke sektor dunia usaha/riil dan cenderung tidak menambah secara agresif (cenderung mempertahankan) kepemilikan SBN," jelasnya.
Ramon juga menyebut, tren penempatan di tahun ini akan cenderung tetap melihat siklus pemangkasan suku bunga global baru, akan dimulai pada akhir tahun ini. Pihaknya melihat Bank Indonesia baru akan memangkas suku bunga acuan di awal tahun depan sehingga pergerakan valuasi dari surat berharga pendapatan tetap akan cenderung tetap dengan imbal hasil SBN 10 tahun berada pada kisaran 6,8% s.d. 7.3% hingga akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News