kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.693.000   3.000   0,18%
  • USD/IDR 16.345   -45,00   -0,28%
  • IDX 6.598   -37,79   -0,57%
  • KOMPAS100 949   -14,20   -1,47%
  • LQ45 740   -10,51   -1,40%
  • ISSI 206   0,15   0,07%
  • IDX30 385   -5,43   -1,39%
  • IDXHIDIV20 462   -8,12   -1,73%
  • IDX80 108   -1,53   -1,40%
  • IDXV30 112   -0,99   -0,88%
  • IDXQ30 126   -1,85   -1,44%

Kinerja Aset Unit Usaha Syariah Perbankan Terus Bertumbuh di Tengah Dorongan Spin Off


Senin, 10 Maret 2025 / 20:18 WIB
Kinerja Aset Unit Usaha Syariah Perbankan Terus Bertumbuh di Tengah Dorongan Spin Off
ILUSTRASI. Ekosistem Haji: Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara memberikan sambutan dalam acara bertema “Bersinergi Satukan Langkah Kembangkan Ekosistem Haji dan Umrah” di Jakarta, Senin (13/5/2024). Acara ini bertujuan memperkuat sinergi dengan stakeholders, termasuk Kementerian Agama (Kemenag), BPKH, serta asosiasi dan penyelenggara travel Haji dan Umrah untuk meningkatkan layanan bagi nasabah dan masyarakat, sehingga semakin mudah dalam merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan ibadah Haji dan Umrah. KONTAN/Baihaki/13/5/2024


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unit usaha syariah (UUS) sejumlah perbankan terus mencatatkan pertumbuhan aset hingga 2024 lalu. Di tengah pertumbuhan aset itu, regulator mendorong agar UUS menjalankan pemisahan atau spin off menjadi bank umum syariah (BUS).

UUS Bank CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah misalnya, mencatatkan total aset mencapai Rp 67,50 triliun pada 2024, naik 7,58% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan aset Rp 62,74 triliun. Lalu ada UUS Bank BTN, yang pada 2024 asetnya tumbuh 11,55% yoy menjadi Rp 60,56 triliun.

Kemudian, aset UUS Maybank Indonesia tumbuh 4,69% yoy menjadi Rp 42,96 triliun pada 2024. Aset UUS Bank Danamon juga tumbuh 13,65% yoy pada 2024 menjadi Rp 14,23 triliun. Selain itu, aset UUS Bank OCBC NISP naik 20,39% menjadi Rp 11,01 triliun pada 2024.

Di sisi lain, aset UUS Bank Permata pada 2024 lalu tercatat susut 2,42% menjadi Rp 37,40 triliun. Padahal di periode sama tahun sebelumnya mencapai Rp 38,33 triliun.

Seiring dengan pertumbuhan aset sejumlah UUS bank tersebut, terdapat dorongan agar UUS menjalankan spin off menjadi BUS. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang telah menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Unit Usaha Syariah (POJK UUS) pada tahun lalu.

Mengacu Pasal 59 POJK UUS, bank yang memiliki UUS dengan nilai aset mencapai porsi 50% terhadap total nilai aset induknya dan/atau jumlah aset UUS paling sedikit Rp 50 triliun wajib melakukan pemisahan UUS dengan tahapan tertentu. Pemisahan juga dilakukan dengan memperhatikan kinerja industri jasa keuangan yang efisien, sehat, dan berkelanjutan.

Sebagaimana diketahui, bank yang telah memenuhi ketentuan spin off adalah CIMB Niaga Syariah dan BTN Syariah di mana asetnya mencapai lebih dari Rp 50 triliun, mengacu aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur Syariah CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menyampaikan, salah satu yang menjadi pendorong pertumbuhan aset karena pihaknya fokus mendorong pertumbuhan pembiayaan yang pada akhirnya mendongkrak pertumbuhan aset.

Adapun dalam menggenjot pertumbuhan aset, pihaknya akan menggenjot lebih banyak dari sisi pinjaman, baik dari sisi korporasi maupun mortgage-nya.

"Selain itu kita akan lebih banyak fokus dari sisi pendanaan ke CASA," ungkap Pandji kepada kontan.co.id.

Baca Juga: CIMB Niaga Targetkan Spin Off Unit Usaha Syariah Rampung pada Kuartal Pertama 2026

Adapun saat ini pihaknya sedang dalam proses mengurus perizinan yang berkaitan dengan peralihan status UUS menjadi bank umum syariah (BUS) sekaligus menganalisa model bisnis ketika transisi dari UUS menjadi BUS. 

"Kita sedang melakukan analisis apa yang sekarang kita lakukan dan apa yang akan terjadi nanti setelah kita berubah. Selain itu, kita juga sedang melihat apakah model yang kita lakukan sekarang ini adalah yang paling bagus, dan apakah kita nanti setelah spin off akan fokus kepada misalnya segmen konsumer, nah itu yang sedang kita pikirkan," jelasnya.

Ia menjelaskan alasan CIMB Niaga Syariah mendirikan perusahaan baru daripada melakukan akuisisi lantaran kecukupan aset yang sudah mumpuni dan proses mendirikan perusahaan baru yang justru lebih sederhana dibandingkan dengan harus melalui akuisisi.

"Kita nanti akan mendirikan perusahaan baru karena modal kita itu cukup untuk modal KBMI 2 lah. Jadi rasanya kita secara infrastruktur pas spin-off nanti juga akan menggunakan infrastrukturnya Induk, yakni Bank CIMB Niaga. Jadi kita tidak perlu untuk beli bank lain, dan karena modalnya sudah cukup besar lntuk bisa berdiri sendiri," tegasnya.

Walau demikian, Pandji mengaku tidak menutup kemungkinan jika ada opportunity di luar, misalnya dengan membeli bank lain atau berjalan dengan yang lain.

"Kita selalu membuka opsi, tapi kalau ditanya fokusnya apa? Ya kita berdiri sendiri dulu sekarang," imbuhnya.

Pandji mengatakan, spin off ini ditargetkan akan rampung pada kuartal pertama di 2026. 

Sementara Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, pertumbuhan bisnis syariah BTN yang pesat selama tahun 2024 menjadi modal yang kuat bagi unit usaha syariah BTN dalam persiapannya menjadi entitas bank syariah baru.

"Kami optimistis BTN Syariah akan menjadi pesaing kuat di industri perbankan syariah dengan expertise-nya di bidang pembiayaan perumahan berbasis syariah," katanya.

Baca Juga: OJK Ungkap Tujuan Kewajiban Spin Off Unit Usaha Syariah Perasuransian

Sebelumnya, pada 20 Januari 2025, BTN mengumumkan akuisisi Bank Umum Syariah PT Bank Victoria Syariah, (BVIS).

Akuisisi ini dilakukan sebagai bagian dari rencana BTN melakukan pemisahaan Unit Usaha. Rencananya setelah akuisisi ini, BTN membentuk Bank Umum Syariah baru. Kehahadiran Bank Umum Syariah yang baru ini diharapkan akan membuat persaingan antarbank syariah di Indonesia makin sehat.

Selain itu, dengan pemisahan UUS Syariah ini akan menjadi motor penggerak segmen syariah dan sebagai pelengkap industri perbankan seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS).

Nixon memperkirakan, usai penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan dilakukan pada akhir Maret 2025 maka langsung dilakukan spin off. Lebih lanjut Nixon mengatakan, pergantian nama perusahaan akan dilakukan setelah proses akuisisi selesai. Nantinya, aset BTN Syariah akan dialihkan ke BVIS yang sudah dimiliki BTN.

"Nanti namanya kita ganti, namanya juga kita mau usulin ke pemerintah. Belum boleh dikasih tau dulu. Kalau sudah beli baru boleh kita ganti nama," ucapnya.

Di sisi lain, Bank Permata menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada rencana untuk melakukan spin-off UUS.

Direktur Unit Usaha Syariah Permata Bank, Rudy Basyir Ahmad, menyatakan bahwa angka ini masih jauh dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang mewajibkan bank melakukan spin-off jika aset UUS telah mencapai Rp 50 triliun.

"Jadi masih cukup jauh dibandingkan dengan threshold Rp 50 triliun. Hingga saat ini, belum ada pembahasan mengenai rencana spin-off ataupun pencarian investor untuk UUS Permata Bank," ungkap Rudy.

Rudy menegaskan bahwa saat ini Permata Bank lebih fokus pada strategi pivoting serta pengembangan dana murah di semua segmen, baik korporasi, konsumer, maupun komersial.

"Ke depan, pivoting juga akan difokuskan pada pertumbuhan segmen perorangan di sektor-sektor di luar KPR, seperti pembiayaan dan komersial. Ini menjadi salah satu strategi utama kami," jelasnya.

Selain itu, Permata Bank terus meningkatkan penetrasi pasar dengan mengembangkan teknologi digital, baik untuk nasabah perorangan maupun korporasi.

"Untuk mendorong pertumbuhan pasar, kami juga akan terus fokus pada pengembangan teknologi, terutama digital channel, baik untuk nasabah individu melalui PermataMe maupun untuk korporasi," imbuhnya.

Aset UUS Maybank Indonesia juga terlihat sudah mulai mendekati ketentuan OJK. Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan pun memproyeksikan spin off UUS akan dicapai dalam dua hingga tiga tahun mendatang.

“Kami sudah mulai melakukan asesmen, artinya sudah mulai melihat dan mempersiapkan,” ujar Steff.

Sayangnya, Steff belum mau menjelaskan lebih detil persiapan apa yang sudah dilakukan terkait hal itu. Ia hanya bilang bahwa jika nantinya sudah memenuhi ketentuan, bank sudah siap melakukan spin off.

Sementara itu, ia menyadari ada beberapa kelebihan dan kekurangan jika nantinya Maybank perlu menyapih unit syariahnya. Di mana, saat ini ketika masih dalam bentuk UUS ada sharing operation yang jadi kelebihan.

Namun, ketika sudah dilakukan spin off, Steff melihat ada keuntungan bagi Maybank Syariah juga untuk bisa tumbuh lebih besar dibandingkan dengan sekarang. “Tentunya bisa menemukan pasar yang lebih besar juga,” tandasnya.

Baca Juga: 18 Perusahaan Asuransi Bakal Spin Off Unit Usaha Syariah Tahun Ini

Selanjutnya: Indonesia Hands Over Confiscated Palm Oil Plantations to State Firm Agrinas

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (11/3): Cerah hingga Hujan Berawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×