Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Direktur Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk Pandji P. Djajanegara angkat suara soal kepastian spin off Unit Usaha Syariah (UUS) sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengharuskan bank melepas unit usaha syariah yang sudah memiliki aset diatas Rp 50 triliun.
Pandji mengatakan, spin off sudah dimulai sejak 2023 lalu dan spin off ini ditargetkan akan rampung pada kuartal pertama di 2026.
Ia mengaku, saat ini CIMB Niaga sedang dalam proses mengurus perizinan yang berkaitan dengan peralihan status UUS menjadi bank umum syariah (BUS) sekaligus menganalisa model bisnis ketika transisi dari UUS menjadi BUS.
Baca Juga: Pembiayaan Tumbuh 14,8%, Pembiayaan CIMB Niaga Syariah Tembus Rp 60,7 Triliun
"Kami sedang melakukan analisis apa yang sekarang kami lakukan dan apa yang akan terjadi nanti setelah kami berubah. Selain itu, kami juga sedang melihat apakah model yang kita lakukan sekarang ini adalah yang paling bagus, dan apakah kami nanti setelah spin off akan fokus kepada misalnya segmen konsumer, nah itu yang sedang kita pikirkan," jelasnya kepada kontan.co.id, Rabu (6/11).
Dirinya menjelaskan alasan CIMB Niaga Syariah mendirikan perusahaan baru daripada melakukan akuisisi lantaran kecukupan aset yang sudah mumpuni dan proses mendirikan perusahaan baru yang justru lebih sederhana dibandingkan dengan harus melalui akuisisi.
"Kita nanti akan mendirikan perusahaan baru karena modalnya kita itu cukup untuk modal KBMI 2 lah. Jadi rasanya kita secara infrastruktur pas spin-off nanti juga akan menggunakan infrastrukturnya Induk, yakni Bank CIMB Niaga. Jadi kita tidak perlu untuk beli bank lain, dan karena modalnya udah cukup besar lah untuk bisa berdiri sendiri," tegasnya.
Walau demikian, Pandji mengaku tidak menutup kemungkinan jika ada opportunity diluar, misalnya dengan membeli bank lain atau berjalan dengan yang lain.
"Kita selalu membuka opsi, tapi kalau ditanya fokusnya apa? Ya kita berdiri sendiri dulu sekarang," imbuhnya.
Hingga saat ini Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp 60,73 triliun atau naik 14,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan DPK sebesar Rp 53,23 triliun atau naik 24,6% yoy per kuartal III-2024.'
Adapun asetnya telah mencapai 65,99 triliun pada September 2024, naik 7,37% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan total aset senilai Rp 61,46 triliun.
Baca Juga: Performa Bank Syariah Tangguh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News