kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja bank cilik masih mampu bertumbuh di semester I


Jumat, 21 Agustus 2020 / 20:06 WIB
Kinerja bank cilik masih mampu bertumbuh di semester I
ILUSTRASI. Bank Nobu atau Nobu National Bank yang dimiliki grup Lippo di Medan (28/4/2012). KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat sejumlah bank besar mencatat pertumbuhan kinerja negatif akibat pandemi, sejumlah bank cilik di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) 2 justru masih dapat mempertahankan pertumbuhan yang positif. Perbedaan ukuran bisnis, sekaligus mulai berkembangnya bisnis bank-bank cilik jadi alasannya. 

PT Bank Sahabat Sampoerna misalnya hingga semester I-2020 mencatat laba bersih Rp 30,15 miliar dengan pertumbuhan 22,55% (yoy). Pertumbuhan utamanya ditopang oleh kinerja intermediasi, kredit perseroan berhasil tumbuh 9,5% (yoy) menjadi Rp 8,7 triliun yang ditopang segmen UMKM.

Baca Juga: KKB tanpa DP belum akan berdampak banyak ke perbankan pada tahun ini

Direktur Keuangan Bank Sampoerna Henky Suryputra bilang salah satu strategi meningkatnya kinerja intermediasi perseroan disebabkan mulai aktifnya Bank Sampoerna melakukan kerja sama pembiayaan dengan tekfin.  “Di tengah pandemi, kolaborasi jadi hal yang penting. Dengan Tekfin misalnya kami mulai bekerja sama terkait pembiayaan maupun operasional,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (21/8).

Sepanjang Semester I-2020, Hengky Bank Sampoerna makin ekspansif memfasilitasi berbagai transaksi, termasuk untuk perusahaan tekfin, dengan total volume transaksi hingga Rp 100 triliun, tumbuh 8% (yoy).

Tak cuma berhasil mendongkrak kinerja, Hengky juga bilang meski mulai menggelar kerja sama channeling mitigasi risiko perseroan tetap dilakukan secara ketat. Ini pula yang bikin rasio kredit macet perseroan dapat ditekan. NPL gross menurun dari 4,48% semester I-2020 menjadi 3,85, sementara NPL net menurun dari 3,35% menjadi 2,13%.

“Ke depan tentu kami akan meningkatkan kolaborasi dengan tekfin. Dan tentu saja sebagai bank kami juga akan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan dalam koridor risiko perseroan,” sambungnya.

Baca Juga: Bank siapkan bantalan hadapi resiko kredit, laba semester II berpotensi lebih lambat

Selain Bank Sampoerna adapula PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) yang mencatat kinerja positif. Laba perseroan pada semester I-2020 meningkat 68,53% (yoy) menjadi Rp 32,75 triliun. 

Berbeda dengan Bank Sampoerna, pertumbuhan laba Bank Nobu terutama ditopang oleh pendapatan non bunga, pertumbuhan kredit perseroan justru tercatat negatif 6,75% (yoy). Makanya pendapatan non bunga perseroan juga merosot 3,19% (yoy) dari Rp 407,68 miliar menjadi Rp 394,78 miliar pada semester I-2020.

“Belakangan kami terus mendorong sumber pendapatan non bunga, misalnya dari transaksi kanal elektronik produk bancassurance, transaksi valas, sampai pengelolaan pasar uang. Kontribusi bisnis ini cukup besar ke pendapatan kami,” kata Direktur Utama Bank Nobu Suhaimin Djohan.




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×