Reporter: Anisah Novitarani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pembiayaan seret tinggi, realisasi klaim penjaminan PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah hingga akhir tahun ini diperkirakan meningkat tajam. Kenaikan klaim penjaminan kredit tersebut mengekor tren pembiayaan macet di lembaga keuangan syariah yang diperkirakan meningkat.
Presiden Direktur Askrindo Syariah, Pribadi menjelaskan, realisasi klaim (tawidh) pada tahun lalu mencapai Rp 36 miliar. Nilai klaim tersebut lebih tinggi dari prediksi Askrindo Syariah yang sebesar Rp 18 miliar. Kondisi pada tahun ini diperkirakan masih sama seperti tahun sebelumnya.
"Tahun ini, tawidh meningkat tajam mendekati 100% dibandingkan tahun lalu," ujar Pribadi kepada KONTAN, Senin (24/4). Diakui Pribadi, kenaikan klaim tersebut melebihi angka rata-rata industri yang berkisar 30%-60%.
Kenaikan tawidh yang signifikan dikarenakan meningkatnya pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) di lembaga keuangan syariah secara umum. Tidak ingin klaim terus naik, anak perusahaan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) ini bakal lebih berhati-hati dalam mengelola penjaminan kredit.
Perusahaan ini akan melakukan review serta perbaikan dalam term and condition produk kepada nasabah yang akan melakukan pinjaman kredit.
Disisi lain, perolehan premi atau ujrah Askrindo Syariah per kuartal I-2017 telah mencapai Rp 42 miliar. Angka tersebut naik 14% secara year on year. Tahun ini target ujrah Askrindo Syariah mencapai Rp 210 miliar atau tumbuh 37% dari tahun 2016.
Kontribusi ujrah mayoritas diperoleh dari produk pembiayaan penjaminan atau kafalah yakni penjaminan di sektor produktif Askrindo Syariah. Produk kafalah tersebut meliputi pembiayaan mikro, kecil dan menengah, bank garansi dan transaksi Perdagangan.
Sedangkan, proyeksi laba Askrindo Syariah sampai akhir tahun ini mencapai Rp 36 miliar atau tumbuh 40% secara year on year.
Tahun ini, Askrindo Syariah tetap fokus menggarap bisnis penjaminan dan akan memperkuat sektor program kredit usaha rakyat (KUR) syariah. Perusahaan ini juga akan meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia serta menerapkan prinsip prudent underwriting secara konsisten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News