Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari
Menanggapi isu nasional tentang perekonomian dan UMKM di masa pandemi Covid-19, di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Bali, pemerintah bersama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) berfokus pada strategi meningkatkan poin tersebut melalui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) secara kluster OVOP, sehingga ekosistem desa dapat bahu-membahu untuk menghasilkan produk yang memiliki keunikan.
Pemilihan Bali sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan didasari kompleksnya ekosistem perekonomian di provinsi tersebut. Bali, atau dikenal sebagai “Pulau Dewata”, merupakan cerminan heterogenitasnya sektor UMKM di Nusantara.
Selain perniagaan, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan industri, ekonomi kreatif dan pariwisata menjadi tulang punggung di daerah tersebut.
Baca Juga: Bank siapkan bantalan hadapi resiko kredit, laba semester II berpotensi lebih lambat
Sebagai rangkaian acara dalam pembiayaan KUR kepada UMKM OVOP, dilaksanakan rapat koordinasi tingkat menteri yang antara lain dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan A. Djalil, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, serta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dengan fokus pembahasan penguatan ekonomi dan UMKM.
Sudah menjadi concern pemerintah untuk menyelamatkan perekonomian melalui stimulus kebijakan ekonomi agar terhindar dari jurang resesi dan dapat kembali speed up dalam fase adaptasi kebiasaan baru.
Pemusatan pembahasan pada UMKM bukan tanpa dasar, tetapi dengan menilik fakta bahwa UMKM merupakan sektor ekonomi terbesar di Indonesia dan sektor yang paling besar terkena dampak pandemi.
UMKM sebagai sektor ekonomi terbesar menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. Di Indonesia sendiri, jumlah UMKM mencapai 64 juta lebih, sehingga wajar pemulihan ekonomi dapat dilakukan dengan pemberdayaan UMKM.