Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Mata Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serius mengawasi permodalan konglomerasi lembaga keuangan. Komando terbaru OJK, konglomerasi lembaga keuangan wajib memiliki rasio permodalan (CAR) di atas 15% atau di kisaran 15%-20%.
Kendati aturan CAR itu masih bersifat kajian awal, para konglomerat keuangan sudah siap-siap berbenah. Misalnya, tiga konglomerasi bank yang dihubungi KONTAN.
Mereka adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA) dan Bank Permata. Ketiga bank kakap ini berkomitmen menjaga rasio permodalan di atas 15%. Salah satu cara yang ditempuh untuk mempertahankan modal adalah menjaga rata-rata pertumbuhan kredit di kisaran 15%-17%.
Roy Arman Afrandy, Wakil Direktur Utama Bank Permata, mengatakan, pihaknya bakal tengah mengkaji dua aksi korporasi guna memperkuat modal. Yakni, penerbitan obligasi subordinasi (subdebt) dan penerbitkan saham terbatas (right issue) pada semester II-2014 mendatang.
Lewat dua aksi pengumpulan dana segar itu, Permata berharap bisa menjaga CAR sebesar 14%-15%. "Rasio permodalan sebesar itu mampu menjaga pertumbuhan kredit di atas 17% dan dukungan untuk anak usaha," kata Roy, kemarin.
Strategi permodalan
Misalnya, jika modal tergerus di akhir semester I, Permata bakal melangsungkan aksi pencairan dana lewat subdebt dan right issue. Opsi lain, merevisi pertumbuhan kredit menjadi di bawah 19%. Opsi lain untuk memupuk modal adalah menyetor sebagian laba ke modal dan meningkatkan volume kredit untuk meningkatkan bunga.
Rabu (23/4), Permata menyisihkan pendapatan laba sebesar Rp 1,52 triliun ke pos modal, dari total perolehan laba Rp 1,73 triliun di sepanjang tahun 2013. Achmad Baiquni, Direktur Keuangan BRI, mengatakan pihaknya terus memperkuat modal untuk mengantisipasi aturan permodalan konglomerasi keuangan. Di akhir kuartal I-2014, rasio permodalan BRI naik menjadi 18,27%.
Padahal, permodalan BRI di periode sama pada tahun 2013 adalah 17,91%. BRI berencana mengokohkan CAR lewat laba sebesar Rp 5,9 triliun per kuartal I-2014. "Kami akan menyetor sebagian laba untuk modal," ucap Baequni.
Jahja Setiadmadja, Presiden Direktur BCA, menilai rasio CAR BCA sebesar 17% cukup menjadi pondasi bagi pertumbuhan bisnis seluruh anak usaha. Strategi BCA adalah anak usaha yang merugi tidak serta merta menerima suntikan modal. "BCA memantau pertumbuhan anak usaha, supaya jangan tiba-tiba anak usaha kolaps, tanpa induk usaha mengantisipasi," kata Jahja. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News