Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Lesunya penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) sektor perbankan turut berdampak pada pembiayaan sekunder perumahan yang disalurkan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF). Penyaluran pembiayaan sekunder SMF hanya tumbuh 3,5% jika dibandingkan secara tahunan atauĀ year on year (yoy).
Per Juni 2017 penyaluran pembiayaan SMF untuk perumahan mencapai Rp 4,25 triliun naik dari Juni Rp 4,19 triliun per Juni 2016. Pertumbuhan yang tipis ini dijelaskan Direktur SMF Heliantopo karena lesunya penyaluran KPR di sektor perbankan yang berimbas pada SMF.
"Saat bank menahan diri untuk menyalurkan kredit. Kami juga tidak bisa memaksa target pertumbuhan bisnis," terang Heliantopo pada Jumat (14/7) dalam paparan kinerja SMF.
Seperti diketahui, kinerja BUMN spesialis pembiayaan sekunder perumahan ini sangat bergantung dari kredit bank. Bank telah menjadi klien utama dari penyaluran pembiayaan sekunder yang menjadi bisnis inti SMF.
Saat ini, SMF telah bermitra dengan dua bank konvensional yakni Bank BTN dan Bank Mandiri. Mitra bank syariah ada enam dan sebelasĀ Bank Pembangunan Daerah (BPD). Selain itu, perusahaan juga menggandeng tujuh multifinance.
Di sisi lain untuk menambah jumlah mitra bank tidaklah mudah, khususnya menjaring bank swasta untuk. Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengakui bahwa kesulitan perusahaannya merambah bank swasta adalah karena perbedaan karakter nasabah yang dibiayai.
Ananta menjelaskan, bank swasta saat ini lebih fokus pada nasabah KPR dengan nilai di atas Rp 750 miliar. Sementara SMF membidik bank penyalur KPR dengan nilai di bawah Rp 750 miliar dengan segmen masyarakat menengah ke bawah. "Perbedaan segmen inilah yang menjadi kendala. Selain juga karena bank swasta kemungkinan mendapat dana lebih murah," kata Ananta.
Soal pendanaan yang lebih murah, Ananta menegaskan bahwa bunga yang ditetapkan SMF kepada mitranya tetap kompetitif. Ia menyebut rata-rata bunga yang diberikan di bawah 10%.
SMF optimis target pembiayaan Rp 5,7 triliun sampai akhir tahun dapat tercapai sejalan dengan menambah mitra Bank Pembangunan Daerah (BPD). Ananta menyebut akan ada 24 BPD yang disasar untuk menjadi mitra SMF pada tahun dengan memprioritaskan BPD yang berasal ke wilayah timur Indonesia.
Per Juni 2017 total penyaluran SMF ke BPD telah mencapai Rp 2 triliun, adapun tiga BPD dengan penyaluran pembiayaan tertinggi SMF ke BPD Kalimantan Selatan (Kalsel), BPD Jawa Tengah dan BPD Sumatra Utara.
Dari segi kinerja, SMF membukukan laba bersih mencapai Rp 213,78 miliar per Juni 2017 naik 29% secara yoy. Laba tertopang pendapatan yang meningkat 23% menjadi Rp 575,22 miliar.
Secara kumulatif pembiayaan SMF per Juni mencapai Rp 32,64 triliun naik 33,5% dari Rp 24,44 t per Juni 2016. Adapun komposisinya yakni untuk pembiayaan perumahan sebesar Rp 24,29 triliun dan sekuritisasi Rp 8,15 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News