kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KPR Syariah Semakin Diminati di Tengah Tren Suku Bunga yang Masih Tinggi


Kamis, 04 April 2024 / 20:51 WIB
KPR Syariah Semakin Diminati di Tengah Tren Suku Bunga yang Masih Tinggi
ILUSTRASI. Tren permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah terus meningkat seiring dengan tren suku bunga yang masih tinggi. KONTAN/Muradi/2018/06/05


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah terus meningkat seiring dengan tren suku bunga yang masih tinggi. Sebab, bank syariah menawarkan margin yang tetap sepanjang masa KPR. 

Berbeda dengan bank konvensional yang memberikan KPR dengan bunga pemanis tetap dalam satu hingga tiga tahun pertama. Selesai masa itu, maka bunga KPR bank konvensional akan mengikuti pergerakan suku bunga acuan.  

KPR Unit Usaha Syariah milik PT Bank CIMB NIaga Tbk misalnya, yang per Februari 2024 lalu naik 11% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 1,2 triliun. Dimana saat ini portfolio pembiayaan KPR Syariah CIMB Niaga sudah mencapai sekitar Rp 26 triliun.

Direktur Syariah PT Bank CIMB NIaga Tbk, Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan, produk KPR masih sangat diminati oleh nasabah di tengah kenaikan inflasi. Hal ini karena saat ini pembiayaan KPR masih menjadi pilihan utama bagi nasabah dalam membeli rumah ditengah backlog kebutuhan perumahan yang masih sangat besar.

Baca Juga: KPR Sudah Langsung Tancap Gas di Awal Tahun

"Jenis KPR syariah yang masih diminati nasabah adalah KPR Syariah Primary yakni pembelian Rumah Baru dari Developer, KPR Syariah Secondary yakni pembelian rumah second dari Property Agend/Penjual perorangan, dan KPR Syariah Multiguna/Refinancing, yakni menjaminkan Rumah utk mendapatkan dana untuj keperluan konsumtif," jelas Pandji kepada kontan.co.id.

Hingga akhir tahun UUS CIMB Niaga pun menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan KPR hingga Rp 7 triliun. Dalam rangka mendorong pertumbuhan bisnis konsumer ini, perusahaan berupaya menciptakan produk pembiayaan   KPR syariah yang memiliki added value setara atau bahkan lebih bagus dibading produk konvensional.

Selain itu, melakukan offering pricing yang kompetitif seperti halnya yang ditawarkan oleh bank konvensional, optimalisasi penjualan produk KPR syariah melalui alternate channel  komunitas-komunitas, dan meleverage infrastruktur channel penjualan bank induk sebagai channel penjualan produk KPR syariah bagi bank syariah yang masih UUS.

Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan, di tengah tren kenaikan suku bunga, KPR iB menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan pembiayaan rumah secara syariah yang tepat.

Menurutnya, kelebihan dari pembiayaan syariah adalah kepastian angsuran dari awal hingga akhir pembiayaan, sehingga angsuran nasabah tidak terpengaruh oleh suku bunga di pasar. Dengan keunggulan ini pihaknya optimis semakin banyak masyarakat yang beralih ke pembiayan rumah syariah ke depannya. 

Minat masyarakat yang terus meningkat terhadap pembiayaan rumah syariah pun turut tercermin pada  portofolio pembiayaan KPR iB BCA Syariah yang meningkat 125% secara tahunan di Februari 2024 mencapai Rp 798 miliar. 

Secara komposisi pembiayaan KPR iB mencapai 86,2% dari total pembiayaan konsumer di Februari 2024 sebesar Rp 915 miliar.

"Diakhir tahun 2024 kami menargetkan KPR iB tetap dapat tumbuh seperti periode sebelumnya," ujar Pranata.

Lebih lanjut Pranata menuturkan, pertumbuhan pembiayaan syariah perlu didukung oleh literasi yang baik tentang keunggulan produk pembiayaan syariah. Aktivitas dalam bentuk edukasi, promosi dan pemasaran menjadi bagian penting dalam strategi meningkatkan pembiayaan. BCA Syariah terus meningkatkan kerja sama dengan berbagai developer dan memperkuat sinergi pemasaran dengan grup BCA.

Setali tiga uang, KPR masih menjadi produk konsumer unggulan di Bank Mega Syariah, hal ini dibuktikan dengan peningkatan Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) pada Kuartal I tahun 2024, tumbuh sekitar 48,33% daripada Kuartal I tahun 2023

Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah, Raksa Jatnika Budi menerangkan,  jenis KPR yang masih banyak diminati hingga kini, yakni Flexi Home Benefit Plus (Take Over) dan Flexi Home Extra (Refinancing).

Baca Juga: UUS Danamon Syariah Bidik Pertumbuhan Penyaluran Pembiayaan Hingga 20% Tahun Ini

"Dengan adanya kenaikan suku bunga, nasabah cenderung mengalihkan pembiayan KPR nya ke Bank Mega Syariah dengan angsuran yang lebih murah dengan memanfaatkan program Flexi Home Benefit Plus (Take Over) serta Special Price 2024. Serta dengan tinggi nya kebutuhan konsumtif nasabah saat ini, maka nasabah memanfaatkan program Flexi Home Extra (Refinancing) untuk memenuhi segala macam kebutuhan konsumtif nasabah," ungkapnya.

Raksa menyebut, target Konsumer tahun 2024 cukup tinggi namun juga cukup realistis, dengan target Pertumbuhan sebesar Rp 400 miliar atau alami kenaikan 40% di posisi Desember 2024.

Dalam upaya mengoptimalkan pembiayaan KPR, Bank Mega Syariah selain fokus dengan program Flexi Home Benefit Plus (Take Over) dan Flexi Home  Extra (Refinancing), perusahaan juga memberikan Special Price selama tahun 2024 yang cukup kompetitif untuk kebutuhan Nasabah, serta fokus pada developer rekanan bank, khusus nya Transpark Group.

Chandra Bagus Sulistyo, Peneliti lembaga Ekonomi (Perbankan), Sosial dan Ekosistem Digital (ESED) dan Praktisi Perbankan BUMN menilai, di tengah tren suku bunga acuan yang masih tinggi, KPR syariah akan tetap prospektif bagi calon debitur maupun bagi debitur yang ada.

Selain iu, di tengah adanya tren inflasi, produk KPR syariah juga disebut Chandra masih diminati karena kebutuhan orang akan kepemilikan rumah masih cukup besar, kemudian sekarang banyak pengembang-pengembang/developer membuat cluster-cluster perumahan baru, jadi pasarnya masih terbuka, dan pemenuhan rumahnya juga masih sangat banyak.

Menurutnya, KPR yang masih diminati untuk saat ini yakni cluster-cluster perumahan karena bagaimanapun KPR itu jangka panjang, sehingga angsuran perbulannya masih bisa terjangkau. Sementara yang jadi persoalan adalah, bagaimana kedepannya perbankan perlu memikirkan pembiayaan kepada rumah second karena pasar rumah second saat ini cukup besar, dan demand nya juga cukup besar.

"Karena kalau KPR Syariah hanya memikirkan perumahan baru, ceruknya akan kurang terbuka lebar padahal kebutuhan rumah second masih sangat besar," katanya.

Di sisi lain, untuk mengoptimalkan pembiayaan KPR, menurut Chandra bank syariah juga harus memperbanyak kolaborasi dengan developer-developer besar untuk bisa menggaet potensi yang masih sangat besar, juga memberikan promo-promo, diskon, atau program menarik yang ditawarkan terkait dengan pembiayaan perumahan.

Selanjutnya: Puncak Acara Moorlife Buka Puasa Bersama 4000 Anak Yatim,Moorlife Gandeng GardaPangan

Menarik Dibaca: 5 Tips Makeup Lebaran Anti Luntur Seharian, Tak Perlu Touch Up!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×