Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) mulai mencairkan kredit modal kerja senilai US$ 200 juta yang didapatnya beberapa pekan lalu. Kredit tersebut merupakan sindikasi dari tiga bank yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100).
Direktur Manajemen Resiko BNI Bob Tyasika Ananta bilang, BNI punya porsi sekitar US$ 75 juta atau sepertiga dari total sindikasi tersebut. “Porsi kami sepertiga dari total sindikasi yang diberikan, saat ini pun Krakatau Steel sudah menarik separuhnya,” kata Bob, Selasa (23/7) di Jakarta.
Baca Juga: Restrukturisasi KRAS tanpa PHK massal
Bob bilang sindikasi tersebut jadi salah satu skema yang akan dilakukan perusahaan baja pelat merah dalam merestrukturisasi utang-utangnya yang terdiri dari tiga tranche. Sindikasi tersebut masuk ke dalam tranche ketiga
Tranche pertama, utang Krakatau Steel akan dibayar dari pendapatannya. Kedua, utang akan dibayar dari penjualan beberapa entitas anaknya.
Dana yang dihasilkan dari penjualan entitas anak tersebut akan digunakan untuk melunasi sindikasi US$ 200 juta tersebut. Sedangkan sindikasi tersebut akan digunakan untuk mendukung operasional Krakatau Steel.
Baca Juga: Bank Central Asia (BBCA) bantah ikut sindikasi US$ 200 juta ke Krakatau Steel
“Sumber pembayaran sindikasi tersebut akan berasal dari penjualan anak Krakatau Steel di bidang listrik dan pelabuhan. Sudah ada yang memberikan uang muka juga. Makanya secara resiko, sindikasi tersebut pasti akan dilunasi sampai akhir 2019,” lanjut Bob.
Sebelumnya Direktur Manajemen Resiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin juga telah mengonfirmasikan ikut berpartisipasi dalam sindikasi tersebut.
Sedangkan dalam transkrip analyst meeting Bank Mandiri, Rabu (17/7) yang dipublikasikan Thomson Reuters, Sabtu (20/7) Siddik bilang bank berlogo pita emas ini juga telah menggenggam biaya provisi Rp 1,8 triliun dalam upaya mitigasi risiko terhadap exposure perseroan ke Krakatau Steel.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) mendapatkan pinjaman modal kerja tambahan sebesar US$ 200 juta
“Saat ini kami sudah memiliki provisi terhadap Krakatu Steel senilai Rp 1,8 triliun. Hingga akhir tahun kami targetkan bisa meningkat hingga Rp 2,5 triliun, dan awal tahun depan bisa ditingkatkan hingga Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun,” katanya.
Sebagai tambahan, dalam laporan keuangan Krakatau Steel 2018, perseroan secara konsolidasi memang masih tercatat punya utang senilai US$ 2,49 miliar. Perinciannya, utang jangka pendek senilai US$ 1,59 miliar, dan US$ 899,43 merupakan juta utang jangka panjang.
Utang bernilai besar ini juga bikin perseroan gagal cuan tahun lalu, dimana Krakatau Steel mencatatkan rugi bersih senilai US$ 77,16 juta. Tren gagal cuan Krakatau Steel telah berlangsung sejak 2012.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) siap jual aset capai US$ 1 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News