kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Kredit Bank Jatim ke Debitur Berorientasi Ekspor Naik 136% Tahun Lalu


Selasa, 21 Mei 2024 / 19:49 WIB
Kredit Bank Jatim ke Debitur Berorientasi Ekspor Naik 136% Tahun Lalu
ILUSTRASI. PT Bank Pembangunan Derah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatatkan kenaikan penyaluran kredit perdagangan baik untuk kebutuhan ekspor dan impor.


Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Pembangunan Derah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatatkan kenaikan penyaluran kredit perdagangan baik untuk kebutuhan ekspor dan impor. 

Direktur Keuangan ,Treasury dan Global Services Edi Masrianto mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi pendorong sekaligus penghambat laju penyaluran kredit ekspor impor perbankan.

Kata dia, hal yang jadi faktor penghambat penyaluran kredit sektor ini antara lain soal konflik geopolitik, ketidakpastian politik, ketidakseimbangan perdagangan, hingga kenaikan suku bunga.

“Ketegangan antara negara-negara besar seperti AS, Tiongkok, dan Rusia dapat mengganggu stabilitas ekonomi global dan meningkatkan risiko geopolitik. Ketidakpastian politik di beberapa negara dan perubahan kebijakan pemerintah di beberapa negara, dapat mengganggu kepercayaan investor dan menghambat pertumbuhan ekonomi.” ujar Edi kepada Kontan, Selasa (21/5).

Baca Juga: Bank Jatim Targetkan Penyaluran Kredit Ekspor Tumbuh hingga 12% di Tahun 2024

Namun, menurut Edi, ada beberapa hal yang jadi faktor pendorong pertumbuhan kredit perdagangan ini.

Pertama, ekonomi Tiongkok yang mulai melaju berefek positif dalam hal permintaan akan barang dan jasa dari negara lain, termasuk Indonesia.

Kedua, faktor suku bunga The Fed yang jika turun dapat merangsang pertumbuhan pinjaman dan investasi di dalam negeri.

Ketiga, soal kebijakan fiskal Indonesia yang dapat menjadi stimulus ekonomi dan mendukung pertumbuhan. Terakhir ada inovasi teknologi yang turut berpengaruh mendorong produktivitas ekonomi.  

Sebagai informasi, BJTM mencatatkan positif dengan tercatatkan peningkatkan kredit untuk orientasi ekspor sekitar 136% pada tahun 2023 lalu.

Hingga akhir tahun ini, Edi memproyeksikan pertumbuhan voume transaksi ekspor dan impor yang melibatkan BJTM sekitar 6%-12% dari tahun 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×