kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kredit bank kian melamban di kuartal ketiga


Senin, 08 September 2014 / 12:01 WIB
Kredit bank kian melamban di kuartal ketiga
ILUSTRASI. JAKARTA.Karyawan menunjukkan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Nina Dwiantika, Issa Almawadi | Editor: Edy Can

JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan semakin melambat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan, pada kuartal III–2014, pertumbuhan kredit perbankan hanya akan sebesar 15%–17%. Sebagai perbandingan, di kuartal III tahun lalu, kredit perbankan tumbuh sekitar 21%.

Achmad Baequni, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), mengakui, pertumbuhan kredit akan terus melambat hingga akhir 2014. Di BRI, kredit ke sektor infrastruktur menyumbang penurunan kredit BRI.
"Namun, untuk kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tetap terjaga pertumbuhannya," kata Baequni, akhir pekan lalu.

Di kuartal II–2014, BRI mencatat pertumbuhan kredit  17,2% atau senilai Rp 459,12 triliun. Nah, di kuartal III–2014, angka pertumbuhan kredit BRI akan di bawah itu. Asal tahu saja, pada periode kuartal III 2013, pertumbuhan kredit BRI sebesar 30%.

Perlambatan kredit jelas akan berdampak pada pertumbuhan laba. "Ada pengaruh pada pertumbuhan laba yang kemungkinan sedikit di bawah periode sebelumnya," kata Baequni.

Senada, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, mengakui, kredit di kuartal III tahun ini akan melambat. Perlambatan kredit ini terjadi merata pada semua segmen, termasuk kredit sektor konsumer dan korporasi. "Kelihatannya, kredit akan lebih cenderung bias ke bawah, dari rencana pertumbuhan kredit OCBC NISP sebesar 15%–20% pada tahun 2014 ini," tutur Parwati.

Bank milik investor Singapura ini membukukan pertumbuhan kredit sebesar 15% atau senilai Rp 65,50 trilliun di kuartal II–2014. Padahal kuartal III–2013, pertumbuhan kredit OCBC mencapai 21%.

Tapi, Parwati yakin, pertumbuhan kredit  perbankan akan kembali membaik karena kondisi politik nasional mulai stabil pasca-pemilihan umum presiden.

Roy A. Arandy, Plt Direktur Utama PT Bank Permata Tbk, belum mau berkomentar atas realisasi kinerja di kuartal III tahun ini. Meski begitu, lanjut Roy, secara umum pencapaian dana pihak ketiga (DPK)  Bank Permata masih sesuai target. Hanya, pertumbuhan penyaluran kredit memang agak melambat, khususnya sektor konsumer, yakni kredit pemilikan rumah (KPR).

Dunia usaha melambat

Gandjar Mustika, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK, mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan di tahun ini akan cenderung ke batas bawah, yakni sebesar 16%, dari proyeksi awal 16%–18%.

Kondisi tersebut tak urung menyebabkan perbankan ramai-ramai merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini menjadi 16,49% dari 17,53%. Bank juga mengoreksi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) menjadi 13,92% dari 18,32%. Bank merevisi pula pertumbuhan aset dari semula 16,06% menjadi 13,44%.

Survei konsumen per Agustus 2014 oleh BI juga menunjukkan pelemahan optimisme kegiatan usaha. Sejumlah faktornya adalah pengetatan kredit bank dan kekhawatiran penurunan daya beli karena pemangkasan subsidi BBM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×