kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit Perbankan Tumbuh 11,35% Tahun 2022, Capaian Bank Besar Melampaui Industri


Rabu, 01 Februari 2023 / 13:04 WIB
Kredit Perbankan Tumbuh 11,35% Tahun 2022, Capaian Bank Besar Melampaui Industri
ILUSTRASI. Uang rupiah.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit mengalir kencang sepanjang 2022. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit tahun lalu tumbuh sebesar 11,35% jika dibandingkan dengan tahun 2021. 

Pertumbuhan kredit terutama didorong oleh jenis kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 12,17% dan pertumbuhan kredit debitur korporasi sebesar 15,44%.

"Realisasi itu di atas ekspektasi sejalan dengan kinerja perekonomian domestik yang membaik," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (31/1).

Pertumbuhan kredit tersebut disertai dengan perbaikan kualitas aset. Mahendra menyebut risiko kredit perbankan dalam tren penurunan didukung likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Non performing loan (NPL) gross perbankan per Desember 2022 terpantau turun menjadi sebesar 2,44% dari 3% pada Desember 2021. 

Baca Juga: Bank Mandiri Torehkan Kinerja Cemerlang Tahun 2022, Laba Tembus Rp41,2 T

Adapun  Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 9,01% didorong kenaikan giro dan tabungan yang tumbuh masing-masing sebesar 18,78% dan 7,52%.

Mahendra menambahkan, likuiditas perbankan memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) di level 137,67% dan Alat Likuid/DPK di level 31,20% pada Desember 2022.  Ketahanan permodalan industri jasa keuangan juga menunjukkan peningkatan dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 25,68%,

"Dalam rangka menjaga SSK di tengah meningkatnya risiko eksternal, OJK akan proaktif memperkuat kebijakan prudensial di sektor jasa keuangan dalam menjaga stabilitas industri jasa keuangan." kata Mahendra.

Baca Juga: Bakal Ekspansi Anorganik, BCA Menyiapkan Dana Antara Rp 2 Triliun - Rp 3 Triliun

Sejumlah bank tercatat mencatat kredit tumbuh melampaui industri. PT Bank Mandiri Tbk misalnya, membukukan kredit Rp 1.202,2 triliun per akhir 2022 atau tumbuh 14,48% dari tahun sebelumnya. Kredit Bank Mandiri didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp 414,1 triliun pada akhir 2022. 

Nilai itu tumbuh 11,8% dari periode 2021 sebesar Rp 370,2 triliun. Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif yakni tumbuh sebesar 13,0% menjadi Rp 196,3 triliun di akhir 2022 lalu. 

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyebut berdasarkan pencapaian tersebut, Bank Mandiri optimistis pertumbuhan kredit di tahun 2023 mampu tumbuh di kisaran 10-12% secara YoY.

Namun, Bank Mandiri akan tetap menekankan sisi kualitas, yakni fokus pada sektor-sektor yang prospektif, resilient, dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. 

“Selain dari perspektif sektoral, kami juga terus mengoptimalkan bisnis turunan dari ekosistem nasabah wholesale dan sektor unggulan di masing-masing wilayah,” kata Darmawan.

Baca Juga: Transaksi Digital Bank Semakin Berlari Kencang

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga berhasil tumbuh lebih tinggi dari industri. Bank swasta terbesar di Tanah Air ini mencatat kredit tumbuh 11,7% secara YoY tahun lalu menjadi Rp 711,3 triliun.

"Total keseluruhan kredit ini lebih tinggi dari target pertumbuhan 8-10%," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers, Kamis (26/1).

Jahja menambahkan, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 14,9% pada Desember 2022 mencapai Rp 183,2 triliun. Sektor ini berkontribusi hingga 25,4% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Dia menambahkan, pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. LAR turun ke level 10%, dari 14,6% tahun 2021. NPL tercatat 1,7%, turun dari 2,2% pada 2021.

Tahun ini, BCA menargetkan kredit tumbuh 10%-12%. Bank ini optimistis permintaan kredit masih akan cerah meskipun  ekonomi dihadapkan dengan bayang-bayang resesi global.

Baca Juga: Laba Bersih Makin Gendut, Pencadangan Bank Kian Menyusut pada Tahun 2022

Bank OCBC NISP juga berhasil tumbuh lebih tinggi dari industri. Kredit bank ini mencapai Rp 137,6% triliun atau meningkat 14% secara YoY. Kenaikan tersebut didukung oleh penyaluran kredit segmen business banking yang tumbuh 13% dan retail banking tumbuh sebesar 16% secara tahunan. 

Salah satu faktor pendukung kenaikan di retail banking adalah pertumbuhan kredit consumer sebesar 24% menjadi Rp 21,9 triliun pada akhir tahun 2022. 

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP mengatakan, pertumbuhan kredit OCBC NISP sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi serta optimisme dari sisi konsumen maupun pelaku usaha yang berpengaruh terhadap pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Pangkas Pencadangan, Bank Berpesta Laba

Sedangkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kredit tumbuh 10,9% YoY menjadi Rp 646,19 triliun. Capaian itu melampaui target perseroan sebelumnya yakni di kisaran 7%-10%.

Novita Anggraini Direktur Keuangan BNI mengatakan, pertumbuhan tersebut dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional.

Novita menyebut, sektor business banking mencatat pertumbuhan 10,3% YoY  menjadi Rp 532,2 triliun. "Pertumbuhan segmen tersebut didorong oleh segmen korporasi blue chip yang tumbuh 28,9% secara tahunan menjadi Rp 232,7 triliun." ujarnya. 

Lalu penyaluran kredit ke segmen large commercial meningkat 29,9% secara tahunan menjadi Rp 53,1 triliun. Sedangkan kredit ke segmen kecil terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 19,8% secara tahunan menjadi Rp 52,7 triliun. 

Tahun ini, BNI optimistis dapat memacu kinerja di tahun ini. Perseroan menargetkan kredit tumbuh 7%-9%. "Stabilnya ekonomi domestik jadi katalis pertumbuhan bisnis  yang sehat bagi industri perbankan," pungkas Novita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×