CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Kredit Tumbuh di Tengah Ketidakpastian Global, Perbankan Indonesia Cukup Tangguh


Rabu, 08 Mei 2024 / 15:26 WIB
Kredit Tumbuh di Tengah Ketidakpastian Global, Perbankan Indonesia Cukup Tangguh
Kredit Rating Indonesia (KRI) menyediakan jasa pemeringkatan atas Efek (instrument rating) dan entitas (corporate rating), termasuk usaha mikro kecil dan menengah di Indonesia.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan Indonesia menunjukkan ketangguhan yang signifikan di tengah guncangan ekonomi global dan fluktuasi politik dalam negeri. 

Berdasarkan laporan terbaru dari Tim Analitik Kredit Rating Indonesia (KRI), yang dilakukan Gromy Purba dan Samuel Sitorus, sektor ini tidak hanya bertahan tetapi juga mencatatkan pertumbuhan yang menjanjikan. 

Dalam periode yang ditinjau, penyaluran kredit meningkat sebesar 11% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai lebih dari Rp 7.094 Triliun di Februari 2024, dan jumlah deposito mengalami lonjakan hingga 5,6% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 8.440 Triliun.

Baca Juga: Kualitas Aset Membaik, Fitch Rating Revisi Prospek Perbankan dengan Outlook Positif

"Kami melihat perbaikan signifikan dalam kualitas aset, dengan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) net yang turun menjadi 2,4% pada Februari 2024 dari 2,6% di tahun sebelumnya," ujar Gromy Purba dalam keterangan tertulis seperti dikutip Rabu (8/5). 

Sektor perbankan juga menunjukkan kecukupan modal yang sangat baik, dengan rasio kecukupan modal yang mencapai lebih dari 27,8%. "Hal ini memberikan fondasi yang kuat bagi perbankan untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi yang mungkin muncul," ujarna Samuel Sitorus.

Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga perbankan sebesar 0,25 basis poin menjadi 6,25% pada April 2024 juga mendapat sorotan. 

Kenaikan ini berhasil menstabilkan nilai tukar rupiah, namun di sisi lain, menimbulkan dampak negatif terhadap kemampuan bayar debitur, khususnya di segmen UMKM, Mikro dan Individual (consumer loan). 

Baca Juga: Kredit Hijau Bank BNI Capai Rp 67,4 Triliun pada Kuartal I-2024

"Kenaikan ini memang memberi dampak ke stabilitas moneter, tetapi kita juga harus waspada terhadap tekanan yang ditimbulkannya pada kemampuan bayar konsumen," tambah Samuel.

Kendati menghadapi tantangan likuiditas dan potensi peningkatan NPL karena faktor-faktor tersebut, tim KRI optimis bahwa sektor perbankan masih memiliki peluang pertumbuhan yang solid. 

Kenaikan Net Interest Margin (NIM) menjadi 4,6% menunjukkan potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam industri perbankan. 

"Kami percaya sektor ini mampu beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang ada untuk ekspansi lebih lanjut," tutup Gromy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×