Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meskipun dibayangi oleh keberadaan BPJS Ketenagakerjaan, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) mengawali tahun 2015 dengan kinerja di kuartal pertama yang cukup memuaskan.
Lihat saja, per Maret 2015, dana kelolaan DPLK BJB telah mencapai Rp 163 miliar. Jika dibandingkan dengan raihan pada akhir Desember 2014 yang berkisar Rp 148 miliar, dalam kurun tiga bulan, dana kelolaan mereka telah naik 10,13%.
Di sisi lain, dengan pencapaian Rp 163 miliar tersebut, maka DPLK BJB telah memenuhi sekitar 75,11% dari target dana kelolaan mereka akhir tahun 2015 nanti yang dipatok Rp 217 miliar. "Kami yakin bisa tercapai. Tahun lalu saja, goal setting kami Rp 130 miliar. Tapi persentasenya 111,91% di Rp 148 miliar. Meskipun ada BPJS, kami yakin masih bisa tumbuh," ujar Group Head DPLK BJB, Wahyu Rudiat kepada KONTAN, Jumat (17/4).
Ia mengaku, mereka tak takut dengan ancaman keberadaan BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki program wajib jaminan pensiun bagi pekerja sektor formal. Sebab, 70% konsumen DPLK BJB adalah perseorangan atau ritel. Hanya 30% berupa nasabah korporasi.
Sehingga, mereka akan fokus menggarap nasabah ritel di tahun Kambing Kayu ini. Per Maret 2015, jumlah peserta mereka telah mencapai 36.811 orang.
Guna menggenjot perolehan dana kelolaan, Wahyu menjelaskan perusahaan senantiasa memasarkan produknya baik kepada perorangan maupun institusi atau perusahaan. Di sisi lain, mereka juga membekali para tenaga pemasar dengan informasi dan pengetahuan mengenai produk DPLK BJB. "Trennya masih oke. Kemarin kami menawarkan ke pegawai negeri sipil (PNS), mereka cukup tertarik," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
