kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba Bank BRI (BBRI) turun 37,4% di semester I 2020, ini penyebabnya


Rabu, 19 Agustus 2020 / 11:22 WIB
Laba Bank BRI (BBRI) turun 37,4% di semester I 2020, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Laba Bank BRI (BBRI) turun menjadi sebesar Rp 10,2 triliun pada semester I 2020 secara konsolidasian. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami perlambatan kinerja perolehan laba akibat tekanan pandemi Covid-19. Bank pelat merah ini hanya membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 10,2 triliun pada semester I 2020. 

Perolehan net profit tersebut turun 37,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurun a tersebut sejalan dengan melorotnya pendapatan margin bunga bersih atau net interet margin (NIM) ke level 5,6%. 

Baca Juga: Kembali menguat, ini kurs dollar rupiah di Bank Mandiri hari ini Rabu 19 Agustus 2020

Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI menjelaskan, upaya penyelamatan UMKM yang dilakukan BRI dan ditambah dengan pemberian insentif ke beberapa debitur lewat penurunan suku bunga membuat NIM menurun. 

"Restrukturisasi yang kita lakukan untuk membantu debitur membuat terlambatnya pendapatan dari kontrak semua dan tidak diperoleh tahun ini," kata Haru saat papan kinerja semester I, Rabu (19/8).

Dengan resiko ketidakpastian yang masih membayangi perekonomian Indonesia, BRI telah merevisi rencana bisnisnya tahun ini. Selain merevisi target pertumbuhaaan kredit dari sebelumnya dua digit menjadi 4%-5%, perseroan juga tengah dalam proses merevisi laba. 

Saat ini proses revisi laba tersebut masih dalam proses pengajuan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Haru hanya menjelaskan secara eksplisit bahwa proyeksi laba di semester kedua tidak akan setinggi laba di paruh pertama. 

Baca Juga: Di tengah pandemi, BNI optimalkan penghimpunan dana murah

Ia menuturkan, secara logika jika semester I laba bisa mencapai Rp 10,2 triliun maka sampai ujung tahun harusnya bisa mencapai dua kali lipat dari perolehan itu. 

Namun, BRI tidak akan membukukan seluruh pendapatan yang diterima di paruh kedua menjadi laba untuk mengantisipasi ketidakpastian yang ada. "Kami akan mengalokasikan sebagian pendapatan itu untuk jadi pencadangan sebagai bantalan resiko di tengah ketidakpastian yang masih ada," Tandas Haru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×