Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) mencatat hasil kurang menggembirakan selama tahun 2009. Bank yang fokus pada kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini meraih laba Rp 362,91 miliar atau turun 1,59% ketimbang laba bersih setahun sebelumnya senilai Rp 368,78 miliar.
Salah satu penyebab penurunan itu adalah lonjakan beban bunga, margin, dan bagi hasil, dari Rp 1,89 triliun jadi Rp 2,25 triliun atau naik 19,05%. Menurut Tri Joko Prihantoro, Direktur Keuangan Bukopin, kenaikan beban ini terdorong peningkatan dana pihak ketiga (DPK) banknya selama tahun lalu.
Sepanjang tahun 2009, total DPK Bukopin mencapai Rp 30,65 triliun, naik 12,16% dari tahun 2009 yang mencapai Rp 27,33 triliun. "Kami harus menanggung pembayaran bunga," ujarnya, kemarin.
Apalagi, tahun lalu Bukopin kurang gencar menyalurkan kredit. Penyaluran kredit Rp 23,35 triliun atau naik 4,47% ketimbang tahun 2008 sebesar Rp 22,35 triliun.
Yang menarik, tahun lalu penempatan dana bank ini di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) melonjak 11,28% menjadi Rp 6,93 triliun dari Rp 3,28 triliun. Soal kenaikan duit di SBI ini, Tri Joko beralasan itu dilakukan untuk mengelola likuiditas jangka pendek. "Ini hanya antisipasi kalau keadaan ekonomi kembali memburuk," tegasnya.
Tahun ini, Bukopin akan membidik pertumbuhan kredit sebesar 15%-20%. Alasannya, perekonomian tahun ini semakin membaik.
Bukopin juga akan tetap mempertahankan komposisi penyaluran kredit. Yakni, sebesar 60% ke sektor UMKM, 30% ke sektor komersial, dan 10% ke kredit konsumen.
Mengenai rencana masuknya PT Jamsostek ke Bukopin, Tri Joko menjelaskan, sampai saat ini belum ada pembicaraan dengan Jamsostek. "Kami hanya tahu dari media, tapi semua investor yang tertarik tentu akan kami sambut baik," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News