kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Laba Bank Mega tumbuh 32% jadi Rp 1,56 triliun pada semester I


Kamis, 29 Juli 2021 / 17:13 WIB
Laba Bank Mega tumbuh 32% jadi Rp 1,56 triliun pada semester I
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang Bank Mega Tendean Jakarta, Rabu (10/6). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/10/06/2020.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada pertengahan tahun 2021 ini, kinerja perbankan mulai membaik kembali. Salah satunya, PT Bank Mega Tbk (MEGA) menghimpun laba bersih sebesar Rp 1,56 triliun atau tumbuh 32% per Juni 2021 dari perhitungan laba sebesar Rp 1,18 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, pertumbuhan laba tersebut berasal dari dua segmen. Diantaranya, pertama, pendapatan bunga bersih atau net interest income naik 23% menjadi Rp 2,4 triliun per Juni 201, dibandingkan posisi Rp 1,98 triliun pada posisi yang sama tahun lalu.

Nah, pendapatan bunga bersih ini tak lepas dari kenaikan pertumbuhan kredit. Bank berkode saham MEGA ini mencatat penyaluran kredit mencapai Rp 52,46 triliun atau tumbuh 8% pada Juni 2021.

Baca Juga: Laba Bank Mandiri (BMRI) naik 21,45% jadi Rp 12,5 triliun pada semester I

Segmen kredit tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit di korporasi sebesar 16% menjadi Rp 30,29 triliun dan kredit komersial tumbuh 3% menjadi Rp 2,28 triliun.

Dari pertumbuhan kredit tersebut, kualitas rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) mulai susut menjadi 1,26% pada Juni 2021, dibandingkan posisi 1,56% pada periode yang sama tahun lalu.

Lalu kedua, laba bersih naik juga berasal dari penurunan biaya operasional. Bank Mega mencatat terjadi penurunan biaya operasional menjadi Rp 1,54 triliun. “Penurunan biaya operasional tersebut karena ada program efisiensi dan digitalisasi yang dilakukan perbankan,” kata Kostaman dari informasi yang diterima KONTAN, Kamis (29/7).

Hasil dari efisiensi operasional  melalui inovasi digital dan otomasi tersebut telah berbuah manis pada penurunan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang menjadi 62,05% pada Juni 2021, dibandingkan posisi 70,18% pada Juni tahun lalu.

Baca Juga: Ditopang kredit korporasi, kredit Bank Mandiri naik 16,4% pada semester I

Kemampuan MEGA dalam mencatatkan pertumbuhan laba juga tercermin pada rasio return on asset (ROA) naik menjadi 3,45%, dan rasio return on equity (ROE) naik menjadi 19,13%.

Ke depan, likuiditas dan modal Bank Mega masih cukup untuk memenuhi pertumbuhan bisnis. Bank milik taipan Chairul Tanjung (CT) ini mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6% menjadi Rp 84,07 triliun, serta rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 27,31%.

Selanjutnya: Semester I 2021, pembiayaan Bank Syariah Indonesia (BRIS) tumbuh di atas 10%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×