kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Laba BRI Syariah naik 64% di kuartal I-2018


Rabu, 02 Mei 2018 / 13:52 WIB
Laba BRI Syariah naik 64% di kuartal I-2018
IPO BRI Syariah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BRI Syariah Tbk mengumumkan laporan kinerja keuangan (unaudited) pada kuartal I-2018. Dalam keterangan resminya, BRI Syariah membukukan laba bersih Rp 54,38 miliar atau naik 64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 33,17 miliar atau year on year (yoy).

Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso menjelaskan, peningkatan laba bersih ditopang oleh pendapatan operasional yang tercatat Rp 956,26 miliar. Angka tersebut meningkat 34,8% secara yoy dibandingkan pencapaian pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 709,43 miliar.

Sementara beban operasional tercatat sebesar Rp 884,25 miliar naik 33,05% dari kuartal I-2017 sebesar Rp 664,55 miliar. "Total aset BRI Syariah mengalami peningkatan sebesar 21,81% yoy menjadi Rp 34,73 triliun dari sebelumnya Rp 28,51 triliun pada Maret 2017," kata Hadi dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (2/5).

Hadi menyebut, peningkatan aset tersebut didorong oleh pertumbuhan pembiayaan menjadi Rp 19,53 triliun atau tumbuh sebesar 8,62% yoy dibandingkan Maret 2017 yang sebesar Rp 17,98 triliun.

Dari sisi penghimpunan dana, total dana pihak ketiga (DPK) anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ini juga turut mengalami peningkatan signifikan sebesar 22,94% yoy dari Rp 23,01 triliun pada Maret 2017 menjadi Rp 28,29 triliun per akhir Maret 2018. Menurut Hadi, peningkatan kinerja BRI Syariah pun tidak terlepas dari sinergi antara perseroan dengan induk BRI.

Dari sisi permodalan, BRI Syariah juga memiliki permodalan yang kuat. Hal itu terlihat dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,64%, meningkat dibandingkan posisi Maret 2017 sebesar 21,14%. Rasio tersebut jauh di atas ketentuan yang ditetapkan regulator.

Selain itu, rasio-rasio keuangan lainnya juga tercatat positif. Antara lain, return on asset (ROA) sebsear 0,86%, return on equity (ROE) sebesar 6,92%. Masing-masing meningkat dari posisi Maret 2017 yakni 0,65% dan 5,49%.

Adapun, net imbalan (NI) menurun tipis pada tiga bulan pertama menjadi 5,16% dari tahun sebelumnya 5,73%. Net operating margin (NOM) tercatat sebesar 0,34% meningkat dari 0,20% di akhir Maret 2017.

Sementara financing to deposit ratio (FDR) perseroan menyusut menjadi 68,7% pada kuartal I-2018 dari periode yang sama tahun sebelumnya 77,56%.

Dari sisi efisiensi perusahaan, BRI Syariah semakin efisien. Hal itu terlihat dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 90,75%, lebih baik dibandingkan posisi Maret 2017 sebesar 93,67%.

Sementara rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing) gross sebesar 4,92% dan NPF Nett sebesar 4,1%. Bila dibandingkan dengan kuartal I 2018, kualitas pembiayaan tersebut mengalami peningkatan dari 4,71% gross dan 3,33% net.

Hadi menjelaskan, tahun ini BRI Syariah menargetkan menjadi Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) III. Salah satu cara yang dilakukan melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). BRI Syariah bakal melepas 27% saham ke publik dengan total 2,6 miliar lembar saham. Proses pencatatan saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada awal Mei 2018.

Sementara itu, sampai dengan 31 Maret 2018, BRI Syariah memiliki modal inti sebesar Rp 3,46 triliun. Untuk menjadi bank BUKU III, BRI Syariah harus memiliki modal inti minimal Rp 5 triliun.

"IPO ini merupakan langkah strategis bagi BRlSyariah untuk menjadi bank syariah terbesar di Indonesia," ungkap Hadi.

Pihaknya menjelaskan, dana yang diperoleh melalui IPO, sekitar 80% akan digunakan oleh BRI Syariah untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan syariah. Selanjutnya, sekitar 12,5% untuk pengembangan sistem Teknologi Informasi, dan 7,5% untuk pengembangan jaringan kantor cabang dari Sabang sampai Merauke.

BRI Syariah juga terus mengembangkan teknologi informasi untuk penguatan digital banking demi memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada nasabah. Hal itu dilakukan dengan peningkatan produk yang sudah ada melalui layanan integrasi dari Internet Banking BRI Syariah dan Mobile Banking andalan BRI Syariah yang diberi nama BRIS Online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×