kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba BTN Syariah Melonjak 66% Menjadi Rp 235,27 Miliar di Kuartal III-2022


Kamis, 27 Oktober 2022 / 14:52 WIB
Laba BTN Syariah Melonjak 66% Menjadi Rp 235,27 Miliar di Kuartal III-2022
ILUSTRASI. Laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) BTN tercatat melonjak 66% menjadi Rp Rp 235,27 miliar pada kuartal III-2022. Tribunnews/Jeprima


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau yang dikenal dengan BTN Syariah tercatat melonjak 66% dari Rp 141,74 miliar pada kuartal III-2021 menjadi Rp 235,27 miliar pada kuartal III-2022.

Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan, pertumbuhan laba bersih UUS BTN di kuartal III-2022 karena di dorong oleh bisnis  yang tetap fokus di perumahan baik yang subsidi maupun non subsidi, kemudian juga bagaimana BTN berhasil melakukan perbaikan pembiayaan-pembiayaan yang tadinya berkualitas rendah ini salah satu yang menyebabkan laba cukup  tinggi. CKPN pun cukup  tinggi di atas 120%.

Capaian positif BTN Syariah tersebut didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Pada kuartal III-2022, pembiayaan syariah tercatat tumbuh 11% menjadi Rp 30,35 triliun dibandingkan akhir September 2022 sebesar Rp 27,35 triliun.

Baca Juga: Ekosistem Digital BTN Semakin Meningkat, Didukung Transformasi BUMN

Sementara total DPK yang berhasil dihimpun BTN Syariah mencapai Rp 31,05 triliun tumbuh 11,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 27,92 triliun. Dengan capaian tersebut, aset BTN Syariah berhasil tumbuh 13,07%  menjadi Rp 41,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 36,51 triliun.

"Hal lain adalah kita lakukan di sisi funding, kita terus tingkatkan CASA ke 45% kemudian melakukan pengelolaan dari sisi margin, sehingga NIM tetap terjaga dengan baik. Dari sisi pembiayaan tumbuh, dari sisi kualitas funding terus membaik, dan juga bisnis syariah ataupun akad syariah sangat diminati oleh kalangan masyarakat. Ini merupakan peluang untuk perkembangan dari bisnis syariah tersebut," ungkap Hirwandi saat paparan kinerja di Jakarta, Kamis (27/10).

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menambahkan, bisnis syariah potensinya memang sangat besar. Menurutnya, kinerja berhasil meningkat karena perseroan mengelolanya dengan benar.

"Tapi dengan dipindahkan ke BSI, karena kita mengikuti undang-undang kita jalankan. Kita harus spin off, ini tidak perlu diperdebatkan. Tentu asetnya berkurang, tetapi kinerjanya tidak terpengaruh karena selama ini sudah jalan masing-masing, jadi tidak ada masalah," ujar Haru.

Seperti diketahui, BTN tengah melakukan proses due diligence guna memenuhi standar baku yang ditetapkan dalam melakukan spin off unit syariahnya ke BSI yang ditargetkan bisa terselesaikan paling lambat Juli 2023.

Baca Juga: BTN Gandeng Ikappi Siapkan Fasilitas KPR Bagi Pedagang Pasar

Terdapat berbagai macam proses due diligence yang dilakukan antara Bank BTN bersama BSI. Mulai dari skema transaksi, due diligence test, hingga divisi bisnis (CPP) untuk melakukan penilaian.

Karena penilainnya tidak hanya dari kredit saja, tetapi juga dari sisi loan at risk (LAR) lancar, dari sisi liabilitas juga harus due diligence, dana-dananya, termasuk human capital, infrastruktur, dan network.

"Kita masih bersama-sama dengan BSI melakukan proses due diligence dan masih di tengah berjalan. Kami tetap mempertahankan tenggat waktu di mana transaksi ini harus dilakukan paling lambat Juli tahun depan terkait dengan undang-undang. Oleh karena itu kita bersepakat kedua belah pihak untuk bisa spin off prosesnya," jelasnya.

Setelah proses due diligence nantinya akan ada proses appraisal. Pada proses ini, harga akan dipatok berdasarkan appraisal test asset maupun liabilitas yang dimiliki. Setelah itu, kedua belah pihak akan melakukan penawaran dari sisi pembeli maupun penjual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×