Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Mandiri Tunas Finance (MTF) boleh sedikit bernapas lega melihat kinerja mereka sampai separuh pertama tahun ini. Pasalnya sepanjang semester I, perusahaan pembiayaan ini mencatat pertumbuhan laba hingga 32,3% menjadi Rp 113 miliar.
Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo optimistis target laba tahun ini setidaknya bisa menyentuh Rp 220 miliar. Laba anak usaha Bank Mandiri ini naik tinggi meski beban pun makin mekar.
Ignatius bilang MTF harus rela menyunat margin keuntungan di tengah persaingan usaha saat ini. Contohnya di tahun lalu, rata-rata margin bunga MTF masih berada di kisaran 4,5% sampai 5%. Namun kini maksimal mereka hanya mematok margin bunga 4%. "Kami harus bersaing dengan perusahaan yang lebih dulu besar," ungkapnya.
Makanya dari awal MTF mengandalkan volume pembiayaan baru. Tujuannya untuk menggenjot pendapatan sebanyak mungkin.
Hasilnya terlihat dari naiknya jumlah pendapatan 33,5% dari Rp 532,4 miliar menjadi Rp 711,9 miliar hingga akhir Juni. Sejalan dari terkereknya penyaluran pembiayaan mereka dari Rp 5,3 triliun di akhir semester I 2013 menjadi Rp 7,16 triliun di akhir Juni lalu.
Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo menambahkan, penyaluran pembiayaan sampai pertengahan tahun ini masih didominasi oleh pembiayan mobil baru senilai Rp 6,6 triliun. Penyaluran kredit mobil baru MTF melonjak Rp 47,2% secara year on year.
Sedangkan pembiayaan sepeda motor mencapai Rp 134 miliar atau naik tipis dari periode yang sama di tahun lalu yang sebesar Rp 132 miliar. Di sisi lain pembiayaan mobil bekas menurun dari Rp 718 miliar menjadi hanya Rp Rp 378 miliar.
MTF mematok target pembiayaan Rp 16 triliun hingga tutup tahun. Untuk mengejarnya, Harjanto mengatakan pihaknya akan sedikit merestrukturisasi organisasi penjualan MTF. Diantaranya mengembangkan pembagian kantor wilayah dari saat ini berjumlah enam menjadi sembilan kantor wilayah.
Dengan begitu, setiap kantor wilayah bisa lebih fokus mengurus bisnis di daerahnya. Misalnya wilayah Kalimantan dan Sulawesi akan dipisah. "Karena potensi pasar di sana sangat besar kalau tiap kantor wilayah bisa dimaksimalkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News