Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank BNI mempertahankan kinerja positif di sepanjang semester pertama 2023. Perseroan ini menjalankan strategi pertumbuhan selektif dan terukur dengan berfokus pada profitabilitas jangka panjang.
Transformasi di bank berkode saham BBNI ini memberikan output berupa layanan transaksi dan solusi layanan perbankan. Transformasi ini juga meningkatkan efisiensi operasional perseroan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap, BNI dapat terus meningkatkan peran dan kontribusi bagi perekonomian nasional. Menurutnya, BNI bisa nmberikan dukungan pembiayaan dan pendampingan bagi UMKM dan pelaku usaha nasional agar naik kelas ke taraf internasional.
Secara internal, dengan program konsolidasi, BNI terus mendorong transformasi pada perusahaan anak sehingga berdampak positif pada kinerja dan kontribusi pada BNI Group.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menjelaskan, program serta solusi BNI berdampak pada kemampuan mencetak kinerja positif pada semester pertama 2023.
Baca Juga: Laba BNI Naik 17% Menjadi Rp 10,3 Triliun di Semester I-2023
Kinerja intermediasi BNI optimal, sehingga kualitas aset terus membaik. Pertumbuhan dana murah alias current account saving account (CASA) yang sehat, serta struktur permodalan yang kuat adalah pondasi utama BNI melakukan ekspansi bisnis sambil tetap memperkuat daya tahan terhadap risiko
Tantangan ke depan, penguatan likuiditas guna menopang akselerasi penyaluran kredit pada semester berikutnya. BNI akan mengoptimalkan pipeline penyaluran kredit, sekaligus mengakuisisi debitur sehat.
“BNI yakin, akselerasi pada semester kedua ini akan lebih baik. Transformasi sudah mulai memberikan output dan dampak positif pada kinerja yang lebih baik dalam hal portofolio, likuiditas, hingga profitabilitas,” kata Royke, dalam keterangannya, Selasa (25/7)..
Di semester I 2023, laba bersih BNI tumbuh 17% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 10,3 triliun. Portofolio kredit BNI pada semester pertama 2023 mencapai Rp 650,8 triliun. Ditopang oleh segmen korporasi swasta blue chip yang tumbuh 17% yoy dan segmen konsumer yang tumbuh 12% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News