Reporter: Mona Tobing | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Juni menjadi bulan yang berkabut awan mendung bagi industri penjaminan. Pada bulan tersebut, laba perusahaan penjaminan hanya tumbuh 0,03% menjadi Rp 149,6 miliar dari Rp 149,1 miliar dari bulan sebelumnya.
Padahal, perolehan laba perusahaan penjaminan selama Februari tumbuh hingga 50% dari Rp 71,4 miliar di Januari menjadi Rp 107 miliar di Februari. Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam LK) mencatat, penurunan laba tersebut diperoleh dari kinerja 4 perusahaan penjaminan.
Tren penurunan pertumbuhan laba perusahaan penjaminan itu sudah terjadi sejak Februari hingga Juni. Pada Maret ke April, pertumbuhan laba pembiayaan hanya 6% dari Rp 139,5 miliar menjadi Rp 148,7 miliar.
Lalu pada bulan di April ke Mei, laba perusahaan penjaminan hanya tumbuh 0,6% dari Rp 148,1 miliar menjadi Rp 149 miliar. Lalu makin rendah lagi di Mei ke Juni hanya 0,03% dari Rp 149,1 miliar menjadi Rp 149,6 miliar.
Mulabasa Hutabarat, Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan Bapepam LK menyatakan, ada kendala internal yang menghambat perusahaan penjaminan untuk tumbuh. "Lambannya pertumbuhan perusahaan penjaminan dan modal ventura karena kurang bersaing dengan koperasi dan bank,” kata Mulabasa.
Ia menambahkan, dari sisi jaringan dan jumlah kantor cabang saja, perusahaan penjaminan kalaih bersaing dengan koperasi atau bank. Selain itu, minat mendirikan perusahaan penjaminan juga terbilang rendah.
Sejak tahun 2011 hingga Juni 2012, tercatat hanya ada 4 perusahaan penjaminan. Mulabasa mengatakan, sampai Juni lalu belum ada perusahaan penjaminan mengajukan izin usaha lagi.
Sementara itu, menipisnya laba perusahaan penjaminan terjadi karena outstanding nilai penjaminan di Juni yang hanya tumbuh 0,12% dibandingkan bulan Mei.
Berdasarkan statistik Bapepam LK, outstanding nilai penjaminan sebesar Rp 77,44 triliun di Juni tumbuh 0,12% dibandingkan Mei sebesar Rp 77,38 triliun. Pertumbuhan tipis ini terjadi karena nilai outstanding penjaminan usaha produktif dan non produktif jalan di tempat.
Outstanding penjaminan usaha produktif dari April sampai Juni hanya mencapai Rp 26 triliun. Sedangkan outstanding penjaminan usaha non produktif mencapai nilai Rp 51,4 triliun, naik tipis 0,1% dari Rp 51,3 triliun di Mei. Sementara, pendapatan perusahaan penjaminan hanya tumbuh 0,4% dari Rp 404,5 miliar pada Mei menjadi Rp 406,3 miliar pada Juni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News