kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Lagi, Gubernur BI minta perbankan segera turunkan suku bunga kredit


Kamis, 25 Maret 2021 / 11:43 WIB
Lagi, Gubernur BI minta perbankan segera turunkan suku bunga kredit
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengimbau kepada seluruh bank di Indonesia untuk segera menurunkan suku bunga kredit. 

Perry menegaskan, penurunan suku bunga kredit bertujuan untuk memberi stimulus kredit dunia usaha sehingga bisa membawa ekonomi Indonesia tumbuh di rentang 4,3% hingga 5,3% pada tahun ini. 

Lebih lanjut, Perry bilang, hingga saat ini hanya perbankan dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan BCA yang baru menurunkan suku bunga kreditnya. 

“Perbankan lainnya ayo tingkatkan kredit dan pembiayaan kepada dunia usaha. Mari kita dorong kredit kepada dunia usaha agar ekonomi pulih,” kata Perry dalam acara Temu Stakeholder Untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (25/3).

Perry menyampaikan bank sentral telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi dalam negeri. Seperti, menurunkan suku bunga acuan atawa BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) hingga menjadi 3,5%. Ini juga merupakan level terendah suku bunga acuan sepanjang sejarah. 

Selain itu, BI juga sudah cukup agresif melakukan quantitative easing hingga burden sharing pembiayaan anggaran belanja dengan pemerintah, injeksi likuiditas ke perbankan, hingga upaya-upaya dalam menstabilkan nilai tukar rupiah.

“Jadi berhadap segera diturunkan suku bunga kreditnya, supaya kreditnya naik, (perbankan) jangan dibelikan surat berharga negara (SBN) atau disimpan ke BI, ayo salurkan kredit,” ujar Perry.

Baca Juga: Simak upaya perbankan mendorong komposisi kredit UMKM

Catatan Perry, meski pandemi masih berlangsung, setidaknya ada enam sektor usaha yang mampu bertahan. Yakni hortikultura, tanaman perkebunan, pertambangan biji logam, industri makanan dan minuman, industri kimia farmasi, serta kehutanan dan penebangan kayu. 

Namun, dia menegaskan bahwa pemulihan ekonomi dalam negeri tak cukup bila mengandalkan sektor usaha tersebut saja.

Adapun secara rinci Perry menyampaikan BI bersama dengan anggota Komisi Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lainnya akan mendorong pertumbuhan di lima belas sektor antara lain peternakan, perikanan, industri TPT, industri kulit dan alas kaki, industri barang dari logam dan elektronik, industri mesin dan perlengkapan, kayu dan furnitur, dan industri logam dasar.

Lalu, informasi dan telekomunikasi, real estat, jasa pertanian, tanaman pangan, pengadaan air, pengolahan tembakau, dan industri barang galian bukan logam.

Selain itu, KSSK juga akan mendorong tujuh belas sektor usaha yang dapat menopang pemulihan ekonomi yakni pertambangan batubara dan ligmit, konstruksi, industri angkutan, hotel dan restoran, jasa kesehatan, perdagangan besar dan eceran, logistik, administrasi pemerintahan, dan jasa pendidikan.

Kemudian industri karet dan plastik, angkutan udara, angkutan rel, transportasi udara, asuransi dan dana pensiun, jasa penunjang keuangan, jasa perantara keuangan, dan jasa keuangan lainnya.

Perry menambahkan, dari sisi demand, KSSK melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara bersamaan akan mendorong belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) termasuk insentif fiskal yang diberikan kepada dunia usaha.

Setali tiga uang, harapannya upaya yang telah dilakukan oleh KSSK dapat mendorong pemulihan ekonomi. Tinggal, perbankan membantu pemulihan ekonomi dari sisi penyaluran kredit. 

Selanjutnya: Biaya dana rendah, dana murah melimpah, margin bank berpotensi naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×