kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lebih hati-hati salurkan pembiayaan, NPF bank syariah 3,83% terendah sejak 2014


Jumat, 24 Agustus 2018 / 15:46 WIB
Lebih hati-hati salurkan pembiayaan, NPF bank syariah 3,83% terendah sejak 2014
ILUSTRASI. Bank Mandiri Syariah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio pembiayaan bermasalah bank syariah kian menyusut. Merujuk pada data statistik perbankan syariah (SPS) yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) posisi rasio pembiayaan bermasalah alias non performing financing (NPF) berada di level 3,83% untuk bank umum syariah (BUS) per Juni 2018.

Meski terbilang lebih tinggi dibandingkan non performing loan (NPL) bank konvensional yaitu 2,67% pada Juni 2018 lalu. Posisi NPF BUS tersebut tercatat paling rendah dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Catatan saja, per Juni 2017 lalu posisi NPF BUS berada di level 4,47%. Posisi tersebut tak bertahan sampai akhir tahun 2017 dan menanjak naik ke 4,77% di Desember tahun lalu. Posisi NPF per Juni 2018 juga menjadi yang paling rendah di tahun 2018 setelah sempat menanjak di level 5,21% pada Januari 2018.

Kendati demikian, bila dirinci penyumbang terbesar NPF BUS masih berasal dari sektor perdagangan. Tercatat pada Juni 2018 lalu NPF perdagangan dan eceran BUS sebesar 6,85% naik dari 5,22% pada Juni 2017 lalu.

Berbeda dengan sektor perdagangan, sektor pertambangan dan penggalian justru mulai dihindari oleh bank syariah. Tercatat penyaluran pembiayaan ke sektor ini oleh BUS menjadi hanya Rp 3,38 triliun per Juni 2018 turun drastis 35,98% secara year on year (yoy).

Dus, NPF pada sektor pertambangan pun susut menjadi hanya 2,48% di paruh pertama 2018. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, sektor ini sempat mencatatkan NPF 10,47%.

Sejumlah bank syariah memang mengatakan pada tahun ini, perbankan syariah cenderung lebih hati-hati dalam menyalurkan pembiayaan. Alhasil, NPF di beberapa penguasa pasar bank syariah mencatat penurunan pembiayaan bermasalah.

PT Bank Syariah Mandiri (BSM) misalnya, per Kuartal II-2018 pihaknya mencatatkan penurunan NPF cukup signifkan dari 4,85% di tahun sebelumnya menjadi 3,97%. Direktur Keuangan BSM Ade Cahyo Nugroho menjelaskan, penurunan NPF tersebut sejalan dengan upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah oleh perseroan.

"Sebagian besar NPF didominasi booking sebelum tahun 2014. Cuma untuk detail sektornya harus lihat data," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (24/8). 

Anak usaha PT Bank Mandiri Tbk ini juga menjelaskan, NPF tersebut sudah berangsur turun. Per Juli 2018, pihaknya membukukan NPF di level 3,91% secara gross dan 2,65% secara net.

Melihat capaian tersebut, pihaknya menilai hal ini sejalan dengan target NPF perseroan yaitu 3,9% di tahun 2018. "Sebetulnya target (NPF) tahun 2018 ini adalah 3,9% tapi kami optimistis bisa lebih baik dari target tersebut. Mendekati angka 3,5% (akhir 2018)," sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×