Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ilham Habibie Cs lewat perusahaannya Al Falah Investments PTE Limited akan menjadi pengendali saham PT Bank Muamalat Indonesia. Al Falah akan mencaplok 50,3% saham bank syariah tersebut yang ditargetkan rampung pada Mei 2019 mendatang.
Bank Muamalat akan menggelar Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebesar Rp 2,2 trilin. Berdasarkan rancangan akuisisi yang diterbitkan Bank Muamalat Rabu (17/4), Al Falah akan menyerap 77,1% dari seluruh rights issue tersebut.
Jika pemegang saham eksisting tidak mengeksekusi haknya dalam penawaran umum terbatas itu, Al Falah juga akan bertindak sebagai standby buyer atau pembeli siaga.
Al Falah merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Singapura. Perusahaan ini dimiliki dan didirikan bersama Ilham Akbar Habibie dan CP5 Hold Co 2 Limited yaitu perusahaan investasi yang secara tidak langsung dimiliki 100% oleh SSG Capital Management Limited untuk tujuan berinvestasi di Bank Muamalat. SSG adalah perusahaan pengelola aset alternatif dengan aset kelolaan US$ 5 milar.
Saat rancangan akuisisi ini diterbitkan, seluruh saham Al Falah masih dimiliki oleh CP5. Namun, proses perubahan komposisi pemegang saham tengah dilakukan, di mana Ilham Habibie akan menggenggam 51% saham Al Falah dan CP5 49%. Saat ini kapitalisasi Al Falah mencapai US$ 121 juta atau Rp 1,7 triliun.
Bank Mualamat masih menunggu keberatan dari kreditur dan pemegang saham minoritas perseroan terhadap rencana akuisisi tersebut paling lambat pada 18 April. Akuisisi tersebut ditargetkan akan mendapat izin dan OJK dan akan rampung di bulan Mei 2019 mendatang. Sebelumnya, perseroan terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Mei.
Saat ini saham Bank Muamalat dimiliki oleh Islamic Development Bank sebesar 32,7%, Boubyan Bank 22%, Atwil Holdings Limited 17,9%, National Bank of Kuwait 8,5%, IDF Invesmnet Fondation 3,5%, BMF Holdings Limied 2,8% dan pemegang saham minoritas lainnya 12,6%.
Sementara setelah rights issue rampung dan pemegang saham eksisting mengeksekusi haknya maka komposisi kepemilikan saham Bank Muamalat akan menjadi Al Falah 50,3%, pembeli siaga lainnya jika ada 8,9%, Islamic Development Bank 11,4%, Boubyan Bank 7,7%, Atwil Holdings Limited 6,2%, National Bank of Kuwait 2,9%, IDF Invesmnet Fondation 1,2%, BMF Holdings Limied 1% dan pembeli minoritas lainnya 10,5%.
Per 2018, Bank Muamalat mencatatkan total aset sebesar Rp 57,22 triliun, turun dari 61,9 triliun pada tahun sebelumnya. Perseroan berhasil membukukan kenaikan laba bersih dari Rp 26,1 miliar menjadi Rp 46 miliar tahun lalu.
Seperti diketahui, rencana rights issue Bank Muamalat sudah batal dilakukan sebelumnya. Umum Terbatas itu awalnya ditargetkan dilakukan pada 9 Januari 2019. Padahal, rencana itu telah mengantongi izin dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 11 Oktober 2018.
Pembatalan bukan hanya kali itu saja. Rencana rights issue pertama sebetulnya direncanakan pada 2017. Bank Muamalat bahkan telah mendapatkan izin dari RUPSLB yang digelar 20 September 2017.
PT Minna Padi Investama digadang-gadang akan menyerap rights issue sebagai investor baru. Namun, OJK tidak memberikan restu untuk aksi korporasi tersebut karena dianggap tidak jelas siapa investor di belakang Minna Padi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News