kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Likuiditas cukup, Bank Panin siap lunasi obligasi jatuh tempo senilai Rp 2,12 triliun


Selasa, 05 Oktober 2021 / 15:13 WIB
Likuiditas cukup, Bank Panin siap lunasi obligasi jatuh tempo senilai Rp 2,12 triliun
ILUSTRASI. Nasabah mengantre ATM Bank Panin di Jakarta.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pan Indonesia (Bank Panin) memiliki kewajiban pelunasan surat utang yang akan jatuh tempo pada 27 Oktober 2021 mendatang. Berupa obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2016 senilai Rp 2,12 triliun

Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo bilang likuiditas cukup untuk pelunasan kewajiban tersebut. Bank juga belum berencana untuk menerbitkan surat utang yang baru.  

“Likuiditas kita cukup untuk pelunasan kewajiban tersebut, hingga tidak akan ada masalah. Kewajiban akan kita penuhi tepat waktu," jelasnya kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Lanjutnya, bank  bersandi saham PNBN ini belum memikirkan untuk penerbitan surat utang baru. Lantaran manajemin masih melihat situasi pasar. 

Baca Juga: Transaksi digital marak, jumlah ATM Bank Mandiri, BNI, dan CIMB semakin berkurang

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengakui permintaan kredit seiring menggeliatnya sektor riil bisa mendorong bank untuk memilih menerbitkan surat utang. Namun, ia menilai bank masih akan menundanya, lantaran likuiditas perbankan semakin masih sangat longgar tecermin loan to deposit ratio (LDR) per Juli  di level 80,17%, 

“Agar bank menerbitkan obligasi, permintaan kredit harus lebih tinggi lagi dibandingkan Agustus 2021 yang naik 1,12%. Ini tidak cukup mendorong bank, setidaknya LDR ke level di atas 90% dulu, baru bank baru kembali memilih pendanaan dari pasar modal termasuk obligasi,” ujar Fikri kepada Kontan.co.id pada Senin (4/10). 

Fikri menyebut sebenarnya, tingkat yield obligasi korporasi sudah cukup rendah sehingga akan menarik bagi bank untuk menerbitkan surat utang. Di sisi lain, bunga acuan Bank Indonesia dan bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) turun membuat bunga deposito rendah. 

“Jadi ini mendorong dana murah perbankan, begitupun bank semakin gemar memperbesar dana murah mereka. Bank juga masih mencari ruang untuk memaksimalkan likuiditas dengan meningkatkan kepemilikan surat berharga,” jelasnya. 

Selanjutnya: BCA Digital catatkan 15.000 rekening blu dibuka lewat layanan Blibli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×