kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPEI dorong 2.706 pelaku UKM ekspor lewat program CPNE


Rabu, 15 Desember 2021 / 20:04 WIB
LPEI dorong 2.706 pelaku UKM ekspor lewat program CPNE
ILUSTRASI. LPEI


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mendorong para pelaku UMKM memasarkan produk ke luar negeri. Salah satunya, LPEI gencar melakukan Coaching Program for New Exporters (CPNE).

Direktur Pelaksana II Indonesia Eximbank, Maqin U. Norhadi menyatakan program ini dapat diikuti oleh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk meningkatkan kapasitasnya agar bisa masuk dunia ekspor.

Mereka akan dibekali dengan pelatihan mengenai standar kualitas produk ekspor, sertifikasi, klasifikasi harmonized system (HS Code) dan lainnya.

"Data pada akhir November 2021 lalu, kita sudah memberikan pelatihan kepada 2.706 pelaku UKM tersebar di 15 kota, dan terdapat 75 pelaku usaha yang merupakan lulusan CPNE yang telah berhasil melakukan ekspor perdana," paparnya dalam keterangan tertulis pada Rabu (15/12).

Baca Juga: LPEI: Nilai ekspor mie instan Indonesia capai US$ 185,04 juta hingga September 2021

Maqin menambahkan CPNE merupakan program LPEI dalam bentuk pelatihan dan pendampingan yang berorientasi ekspor diperuntukkan bagi para pelaku usaha dan juga anggota koperasi. Program pelatihan dan pendampingan ini dilakukan selama satu tahun dan tidak dipungut biaya.

LPEI menerapkan beberapa strategi untuk membantu para pelaku UKM agar naik kelas, salah satunya dengan mengedepankan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas.

Program ini dirancang sebagai solusi bagi para pelaku usaha dan dilaksanakan secara terintegrasi seperti Desa Devisa.

Program ini mendorong pengembangan masyarakat berbasis komoditas untuk menghasilkan devisa. Juga marketing handholding yang merupakan program memasarkan produk yang dihasilkan UKM secara digital melalui marketplace global.

“Hingga November 2021, sudah ada 6 program Desa Devisa yang melibatkan 26 desa dengan total 2.894 petani atau pengrajin,” jelasnya.

Capaian tersebut tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi antar lembaga dan dukungan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk meningkatkan potensi kawasan dan mendorong pelaku usahanya.

Baca Juga: LPEI Peduli salurkan bantuan bagi korban erupsi Gunung Semeru

Pada 6 November 2021 telah diluncurkan Desa Devisa Garam Kusamba yang merupakan kolaborasi dan sinergi antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, Pemerintah Kabupaten Klungkung, dan LPEI.

Tujuan program ini selain untuk membawa garam lokal berkualitas menjadi lebih mendunia, juga diharapkan dapat dan mampu meningkatkan taraf perekonomian, sosial dan lingkungan setempat.

“Sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) dari Kementerian Keuangan, kami merupakan lembaga keuangan khusus yang didirikan Pemerintah yang salah satu kegiatannya adalah memberikan pembiayaan kepada eksportir/pelaku usaha yang berorientasi ekspor untuk dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia maupun jasa di pasar global. LPEI menyiapkan wadah one stop service solution bagi para pelaku usaha berorientasi ekspor,” ujar Maqin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×