kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPS: Perbaikan Perekonomian Dorong Penguatan Performa Industri Perbankan per April


Jumat, 10 Juni 2022 / 21:37 WIB
LPS: Perbaikan Perekonomian Dorong Penguatan Performa Industri Perbankan per April
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencermati perbaikan perekonomian Indonesia turut memperkuat performa industri perbankan tanah air. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan ini tak terlepas dari permodalan yang solid dan likuiditas yang ample.

"Per April 2022, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 10,11% year on year (YoY) dan kredit tumbuh sebesar 9,10% YoY. Permodalan perbankan selama pandemi hingga saat ini juga masih solid dengan rasio kecukupan modal minimum (CAR) per April 2022 mencapai 24,32%," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Jumat (10/6).

Lanjutnya, rasio kredit bermasalah atau gross NPL juga terus menunjukkan perbaikan dari kondisi di masa pandemi yang sempat mengalami kenaikan di atas 3%. Per April 2022, gross NPL berada di level 3,00%.

“Kondisi fundamental perbankan yang kuat tersebut tidak lepas dari sinergi di dalam KSSK dalam menciptakan bauran kebijakan yang menjaga industri perbankan tetap stabil,” tambahnya.

Baca Juga: Pendapatan Premi Unitlink Turun pada Kuartal I, Ini Penyebabnya

Terkait tren penurunan suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit, ia menjelaskan, jika melihat 15 bulan terakhir sejak Februari 2021 hingga Mei 2022.

Seiring dengan kebijakan penurunan tingkat bunga penjaminan, suku bunga deposito 1 dan 3 bulan terpantau masih mengalami penurunan meskipun penurunannya semakin melambat. Ini turut berkontribusi dalam penurunan cost of fund perbankan, sehingga mendukung penurunan suku bunga kredit.

“Tren penurunan tingkat bunga penjaminan ini sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan bank sentral. Dalam kebijakannya, LPS terus bersinergi dengan bank sentral selaku otoritas kebijakan moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Perkembangan likuiditas yang tetap longgar memberikan ruang yang cukup bagi perbankan untuk mengelola biaya dana atau suku bunga simpanan di level yang rendah,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara, suku bunga kredit di Indonesia masih merupakan yang tertinggi. Hal ini mengindikasikan adanya ruang untuk perbaikan struktur perbankan di Indonesia agar dapat beroperasi dengan lebih efisien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×